Bisnis.com, JAKARTA—PT Aneka Tambang (Persero) Tbk kemungkinan menunda penerbitan surat utang sebesar Rp1 triliun pada paruh kedua tahun ini, terlebih jika harga komoditas belum membaik dan pembangunan proyek tersendat.
Direktur Utama Aneka Tambang (Antam) Tato Miraza menuturkan perseroan masih memantau kondisi pasar komoditas dan melihat perkembangan sejumlah proyek yang sedang dikerjakan.
Dengan demikian, pihaknya berharap baru bisa memutuskan jadi atau tidaknya rencana aksi korporasi itu dalam beberapa waktu ke depan.
“Untuk sementara, kami masih pikir-pikir. Penerbitan obligasi itu masih opsional. Direksi masih terus mengevaluasi rencana tersebut,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/7/2013).
Rencana penerbitan obligasi yang telah direncanakan sejak awal 2013 itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang mencapai Rp4 triliun. Dari
jumlah tersebut, perseroan telah menerbitkan surat utang senilai Rp3 triliun pada 2011.
Menurutnya, PUB itu akan berlaku hingga akhir tahun ini. Jika tidak mengambil sisa PUB itu, maka perseroan terpaksa mengurus proses administrasi penerbitan obligasi dari awal kembali.
“Jika obligasi tidak jadi diterbitkan tahun ini, maka kami berencana menerbitkannya pertengahan tahun depan,” tuturnya.
Dia menjelaskan rencana penerbitan obligasi Rp1 triliun akan dialokasikan sebagai sumber pendanaan tambahan dalam proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dengan total investasi US$573 juta. (ltc)