Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Buyback Emas Antam Melesat 32% hingga Jumat (8/8)

Harga buyback emas Antam naik ke Rp1,8 juta pada 8 Agustus 2025, menguat 32,32% sepanjang tahun. Kenaikan ini didorong oleh ketegangan dagang dan geopolitik.
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga buyback emas Antam kembal menyentuh level Rp1,8 juta pada Jumat (8/8/2025).

Berdasarkan data Logam Mulia, harga buyback emas Antam yang menjadi acuan pembelian kembali oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menguat Rp16.000 ke Rp1.805.000 pada Jumat (8/8/2025).

Sejalan dengan kenaikan itu, harga buyback emas Antam tercatat menguat 32,32% untuk periode berjalan 2025.

Dalam catatan Bisnis, harga buyback emas Antam sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di Rp1.888.000 pada 22 April 2025. Namun, setelah itu banderol melorot dengan tren pergerakan cenderung sideways hingga Agustus 2025.

Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.

Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.

Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, harga emas di pasar spot naik 0,7% ke posisi US$3.392,65 per troy ounce pada Jumat (8/8/2025), setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 23 Juli di awal sesi. Sementara itu, emas berjangka AS menguat 0,6% di level US$3.453,70 per troy ounce.

“Ketegangan dagang yang terus berlangsung dan meningkatnya ketegangan geopolitik masih menjadi penopang utama pasar emas sebagai aset aman,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Analis Senior Logam Mulia di Zaner Metals.

Tarif tinggi yang diberlakukan Trump terhadap sejumlah negara mulai efektif Kamis ini, membuat mitra dagang seperti Swiss, Brasil, dan India berupaya mempercepat negosiasi untuk mencapai kesepakatan dagang baru.

Dari kawasan Timur Tengah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel menargetkan kendali militer penuh atas seluruh wilayah Gaza — sebuah eskalasi konflik yang juga memperkuat sentimen safe haven.

Selain itu, emas juga cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah, karena menurunnya imbal hasil aset lain membuat logam mulia lebih menarik.

Data terbaru menunjukkan jumlah klaim awal tunjangan pengangguran di AS naik ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir, mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja yang bisa mendorong pelonggaran moneter.

“Data ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” tambah Grant.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro