Bisnis.com,JAKARTA — PT Kalbe Farma Tbk. telah mempersiapkan strategi untuk mengatasi potensi kenaikan harga bahan baku dari China pada 2018.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius memperkirakan akan terjadi kenaikan harga bahan baku dari China 10% hingga 20%. Hal tersebut menyusul adanya kebijakan pemerintah negara tersebut untuk mengatasi pencemaran lingkungan sehingga berdampak terhadap penutupan sejumlah pabrik.
Dia menyebut kontribusi bahan baku dari China berkisar 25%-30%. Oleh karena itu, emiten berkode saham KLBF itu telah menyiapkan sejumlah strategi. “Pengaturan produk mix, peluncuran produk baru, serta efisiensi internal,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (3/4/2018).
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan 2017, Kalbe Farma mengantongi pendapatan Rp20,18 triliun. Pencapaian tersebut tumbuh tipis 4,18% dibandingkan dengan 2016 senilai Rp19,37 triliun.
Beban pokok penjualan emiten berkode saham KLBF itu naik dari Rp9,88 triliun pada 2016 menjadi Rp10,36 triliun pada 2017. Perseroan mengantongi laba kotor Rp9,81 triliun per 31 Desember 2017.
Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KLBF naik 4,80% secara tahunan. Perseroan mengantongi laba bersih Rp2,40 triliun pada tahun lalu.