Bisnis.com, JAKARTA – Papan Pengembangan (DBX) mencatatkan kinerja yang impresif sepanjang tahun berjalan 2025. Penguatan kinerja DBX bahkan mengungguli kinerja IHSG dan Papan Utama (MBX).
Berdasarkan data Bursa pada Selasa (26/8/2025), kinerja Papan Pengembangan mencatatkan penguatan 77,28% year-to-date (YtD). Di tengah menguatnya IHSG belakangan, kinerja Papan Utama justru hanya mampu menguat 4,46% YtD.
Analis Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menerangkan, fenomena saham-saham Papan Pengembangan yang mampu mengungguli kinerja IHSG terjadi karena sejumlah faktor, seperti aksi korporasi hingga membaiknya kinerja fundamental perusahaan di sektor tersebut.
PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) misalnya, sebagai penghuni Papan Pengembangan dan memiliki market caps jumbo, telah mencatatkan kenaikan harga saham hingga 682,36% YtD.
Hal itu menunjukkan bahwa kenaikan harga saham DCII merupakan respon pasar setelah perseroan mampu membukukan kinerja fundamental yang kuat dan melakukan ekspansi sesuai kebutuhan pasar.
“Seperti DCII yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 105% YoY dan fokus capex pada pengembangan data center,” kata Audi saat dihubungi, Rabu (27/8/2025).
Baca Juga
Selain DCII, emiten anyar Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) juga menjadi salah satu penghuni DBX. Sejak melantai di Bursa, harga saham CDIA bahkan telah terbang 692,11%.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) juga mencatatkan kenaikan harga saham hingga 634,15% YtD. Menurut Audi, kenaikan harga saham WIFI seiring dengan target 5 juta pelanggan di akhir 2025 hingga target WIFI membangun 700.000 homepass.
Selain rencana ekspansi dan perbaikan fundamental perseroan, impresifnya kinerja DBX juga ditopang oleh kenaikan harga komoditas, seperti CPO hingga emas. Hal itu kemudian berdampak cukup positif terhadap kinerja keuangan emiten yang berkorelasi dengan kedua komoditas tersebut.
Sebut saja PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) yang mencatatkan kenaikan harga saham hingga 186,29% YtD. Kenaikan harga saham ARCI sejalan dengan kinerja fundamentalnya, yang mampu berbalik untung pada paruh pertama 2025.
Begitu juga dengan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) yang membukukan laba bersih sebesar Rp825,38 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2025. Perolehan laba bersih emiten sawit tersebut melesat 94,97% dari periode sama tahun lalu yang meraih Rp423,33 miliar.
“Kami berpandangan penguatan emiten yang didorong pada optimalisasi capex untuk ekspansi dan juga peningkatan demand komoditas akan memberikan dampak pada penguatan harga saham yang berkelanjutan,” kata Audi.
Di tengah kondisi ini, Audi merekomendasikan saham WIFI dengan target harga Rp3.500 per lembar, PANI dengan target harga Rp17.000, dan ARCI dengan target harga Rp820. Ketiga saham itu direkomendasikan trading buy oleh Audi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.