Bisnis.com, JAKARTA — Emiten alat berat dan tambang Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) memastikan akan tetap membagikan dividen meskipun kinerja perseroan mengalami tekanan.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis menuturkan secara historis, setiap tahun UNTR menjalankan pembagian dividen interim.
“Mengenai waktunya dan besarnya, saya tidak dapat sampaikan karena rencana ini harus disampaikan terlebih dahulu ke Bursa dan OJK,” ujar Sara, Kamis (7/8/2025).
Sara juga melanjutkan meskipun kinerja UNTR mengalami tekanan pada tahun ini, UNTR masih tetap membukukan laba. Menurut Sara, hal ini membuat UNTR tetap dapat membagikan dividen ke pemegang saham.
“Sekalipun kinerja UNTR mengalami tekanan, namun seperti dapat dilihat dari kinerja semester I/2025, UNTR masih membukukan laba, sehingga tetap dapat membagikan dividen kepada pemegang saham,” tutur Sara.
Adapun melansir laman resminya, UNTR tercatat tidak pernah absen membagikan dividen interim sejak tahun 2006. Nilai dividen interim terbesar yang dibagikan UNTR adalah sebesar Rp818 per saham, pada 22 Oktober 2022.
Baca Juga
Saat itu, UNTR membagikan dividen final sebesar Rp6.185 per saham. Total dividen yang dibagikan UNTR mencapai Rp7.003 per saham, dengan rasio pembayaran dividen sebesar 121% dari laba bersih, yang juga merupakan rasio dividen terbesar UNTR.
Sejak 2006, UNTR juga tercatat tidak pernah membagikan dividen dengan rasio kurang dari 40%.
Sampai semester I/2025, United Tractors (UNTR) tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun pada paruh pertama 2025. Pendapatan ini naik 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp64,5 triliun.
Manajemen UNTR menjelaskan pendapatan ini sebesar Rp26,1 triliun berasal dari segmen kontraktor penambangan, 7% lebih rendah dari semester I/2024, lalu sebesar Rp20,9 triliun dari segmen mesin konstruksi, yang naik 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kemudian sebesar Rp13,4 triliun dari segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi, atau 14% lebih rendah dari paruh pertama 2024. Sisanya sebesar Rp7,0 triliun didapatkan UNTR dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya, atau naik 60% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2024.
Adapun laba bersih UNTR turun 15% menjadi Rp8,1 triliun. Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen kontraktor penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah.
Namun, penurunan segmen bisnis ini sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya serta mesin konstruksi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.