Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (31/7/2025). Sejumlah saham di dalam indeks seperti KLBF, ANTM, hingga UNTR turut melaju di jalur merah pada awal perdagangan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 09.22 WIB, indeks hasil kerja sama Bursa dengan Harian Bisnis Indonesia dibuka melemah ke level 508,55 atau terkoreksi 0,33%. Sebanyak 7 saham menguat, 14 melemah, dan hanya 6 yang bergerak stagnan.
Pelemahan kinerja indeks dipimpin oleh PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang terkoreksi 1,68% ke Rp1.460. Mengekor di belakangnya, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) melemah 1,54% ke Rp24.000, dan saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) melemah 1,34% ke Rp2.950.
Selain itu, sejumlah saham bank juga turut terkoreksi. Dipimpin oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang terkoreksi 1,21% ke Rp4.070, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terkoreksi 0,90% ke Rp2.750, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) terkoreksi 0,72% ke Rp2.750.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terkoreksi 0,53% ke Rp3.760 dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terkoreksi 0,43% ke Rp4.600.
Sebaliknya, sejumlah saham yang menguat dipimpin oleh PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) yang naik 8,87% ke Rp1.350, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) menguat 5,86% ke Rp1.175, dan saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang menguat 1,53% ke Rp2.650.
Tidak hanya itu, PT Indosat Tbk. (ISAT) turut menguat 0,93% ke Rp2.180, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) menguat 0,61% ke Rp4.920, dan saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) menguat 0,52% ke Rp194 per lembar.
Sementara itu, sejumlah saham yang stagnan pada pembukaan perdagangan antara lain PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL), hingga PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA).
Sebelumnya, Tim Riset Phintraco Sekuritas sebelumnya memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi pada level 7.470-7.500 hari ini.
Sentimen datang dari The Fed yang mempertahankan suku bunga pada kisaran level 4,25%-4,5%.
The Fed juga mengindikasikan belum akan menurunkan suku bunga karena masih mencermati dampak pemberlakuan tarif terhadap inflasi AS. Hal tersebut mengecewakan pasar yang berharap ada penurunan suku bunga pada September dan satu kali lagi penurunan sebelum akhir tahun ini.
Investor akan mencermati data manufaktur atau PMI dari China bulan Juli 2025 (31/7/2025), yang diperkirakan cenderung stabil pada kisaran level 49,7.
Investor juga menantikan pertemuan Bank of Japan, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada level 0,5%. Sedangkan indeks Consumer Confidence Jepang bulan Juli 2025 diperkirakan sedikit membaik pada level 35,1 dari 34,5 di Juni 2025.
Investor juga akan menantikan indeks Core PCE prices, yang merupakan data inflasi yang dicermati oleh The Fed, di mana pada bulan Juni diperkirakan naik menjadi 0,3% MoM dari 0,2% MoM di Mei 2025.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap produk-produk impor dari India mulai 1 Agustus 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.