Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan sawit PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) menerima dividen interim dari cucu usaha perseroan senilai sekitar Rp751,43 miliar.
Melansir keterbukaan informasi, TAPG menerima dividen interim melalui anak usahanya PT Agro Multi Persada (AMP). Setidaknya terdapat 12 perusahaan yang berada di bawah anak usaha TAPG itu.
Pertama, TAPG menerima dividen senilai Rp82,50 miliar dari PT Etam Bersama Lestari (EBL). Kepemilikan TAPG melalui AMP di perusahaan tersebut mencapai 99,9%.
Selain itu, TAPG melalui AMP juga menerima dividen interim senilai Rp115,96 miliar dari PT First Lamandau Timber International (FLTI). Angka itu sekaligus menjadi dividen interim terbesar yang diterima TAPG dari 12 perusahaan yang membagikan dividen.
Selain itu, TAPG juga menerima dividen interim senilai Rp89,86 miliar dari PT Subur Abadi Wana Agung (SAWA), yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh AMP.
Terkecil, dividen TAPG datang dari PT Kutim Agro Mandiri (KAM), yang membagikan dividen interim senilai Rp11 miliar kepada TAPG melalui AMP yang memegang saham sebesar 99,9%.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan Triputra Agro Joni Tjeng menerangkan, transaksi afiliasi itu tidak berdampak material terhadap TAPG.
“Tidak berdampak material atas transaksi Pembagian dividen interim perusahaan terkendali perseroan,” katanya dalam keterbukaan informasi, Selasa (26/8/2025).
Secara kinerja, TAPG membukukan kontrak dengan pelanggan senilai Rp5,5 triliun pada paruh pertama 2025. Kontrak itu tercatat naik 35,13% YoY dari Rp4,07 triliun pada semester I/2024.
Pendapatan itu bersumber dari penjualan produk kelapa sawit dan turunannya Rp5,49 triliun, serta produk karet dan turunannya Rp13,11 miliar.
Empat perusahaan yang memborong produksi kelapa sawit TAPG dengan nilai jumbo ialah PT Sinar Alam Permai Rp1,45 triliun, PT Kutai Refinery Nusantara Rp1,21 triliun, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) Rp582,33 miliar, dan PT LDC East Indonesia Rp563,69 miliar sepanjang Januari—Juni 2025.
Alhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TAPG itu melejit 75,36% year-on-year (YoY) dari Rp966,34 miliar pada 6 bulan pertama 2024.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.