Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menghijau Usai Rilis Data Ekonomi, Ini Sentimen yang Perlu Dicermati

Ekonomi RI tumbuh 5,12% dan dorong IHSG menguat. Investor tetap perlu selektif memilih sektor unggulan dan emiten berfundamental kuat demi cuan berkelanjutan.
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (21/7/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (21/7/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12%, mendorong penguatan sementara pada IHSG, namun investor harus memperhatikan katalis lain seperti pertemuan AS-China dan data ketenagakerjaan AS.
  • Pertumbuhan ekonomi tidak selalu berkorelasi dengan kinerja emiten, dan investor perlu memperhatikan sektor-sektor yang mendapatkan sentimen positif.
  • Investor disarankan untuk menilai fundamental perusahaan dan sektor dominan dalam pertumbuhan ekonomi untuk menentukan investasi yang tepat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat usai pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun demikian, sejumlah hal harus menjadi perhatian investor usai pengumuman pertumbuhan ekonomi ini.

Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan data pertumbuhan ekonomi Indonesia ini berada di luar dugaan konsensus. Ekonomi Indonesia menurutnya mampu kembali ke atas 5% atau berada di 5,12%.

“Tentu hal ini menjadi salah satu dorongan bagi IHSG untuk menguat. Namun, sentimen ini hanya terjadi secara jangka pendek, karena sentimen besar berikutnya adalah pada 12 Agustus, yaitu pertemuan antara AS dengan China,” ujar Nico, Selasa (5/8/2025).

Namun, lanjutnya, data ketenagakerjaan yang buruk dari Amerika memberikan harapan tinggi akan pemangkasan tingkat suku bunga lanjutan. Hal ini menurutnya akan membuat bulan September menjadi bulan yang penuh dengan keuntungan karena katalis ini.

Nico melanjutkan, sejauh ini pertumbuhan ekonomi ini tidak selalu berkorelasi dengan kinerja emiten pada semester I/2025. Dia menuturkan tidak semua perusahaan akan mendulang keuntungan.

“Namun pertumbuhan ekonomi juga memiliki variabel yang begitu banyak, begitupun dengan pertumbuhan ekonomi yang memiliki berbagai sektor,” ucapnya.

Oleh sebab itu, kata dia, pertumbuhan ekonomi yang baik, akan diikuti oleh semua sektor secara bersamaan. Menurutnya, akan ada sektor yang mendapatkan sentimen positif dan ada juga sektor yang kurang mendapatkan katalis positif.

“Meskipun ada perusahaan yang mendapatkan angin positif dari pertumbuhan ekonomi, tetapi hal itu akan kembali kepada fundamental dari perusahaan tersebut, bisnis yang digelutinya, kapitalisasi pasarnya serta produk yang dimilikinya,” ujarnya.

Adapun menurut Nico, investor dapat merespons pertumbuhan ekonomi ini dengan harapan bahwa meskipun penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, perekonomian Indonesia masih mampu bertahan.

“Meskipun tidak sepenuhnya bagus, namun setidaknya selalu ada harapan setiap tahunnya untuk melewati tahun yang penuh dengan ketidakpastian,” tuturnya.

Dia menyarankan investor untuk memperhatikan pertumbuhan ekonomi tersebut didominasi oleh sektor apa, sehingga investor bisa mendapatkan perusahaan yang bertumbuh.

Lalu, pisahkan perusahaan tersebut apakah sudah merupakan perusahaan terbuka atau belum.

“Baru lah kita dapat melihat, dan menilai apakah perusahaan tersebut bagus untuk kita investasikan atau tidak. Pertumbuhan ekonomi ini menjadi sentimen positif, tetapi dibutuhkan sentimen yang berkelanjutan untuk menjaga penguatan IHSG,” kata dia.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro