Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.515,18 pada Selasa (5/8/2025). Kenaikan indeks didukung oleh penguatan sejumlah saham, di antaranya BBNI, AMMN, dan BMRI.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat sebesar 0,68% atau 50,53 poin menuju posisi 7.515,18. Sepanjang hari ini, indeks komposit bergerak pada level 7.463,05 dan sempat menyentuh level tertinggi di 7.546,94.
Tercatat, 274 saham meningkat, 330 saham turun, dan 200 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp13.481 triliun.
Saham dengan kapitalisasi jumbo yang menguat dipimpin PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan kenaikan 5,24% ke Rp4.220 dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 5,19% menuju Rp7.600.
Selanjutnya, ada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang mencatatkan penguatan sebesar 2,81% menuju posisi Rp4.750 per saham.
Adapun, saham market cap besar yang turun di antaranya PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan pelemahan 1,74% ke level Rp7.075 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 1,63% ke Rp9.050.
Sementara itu, saham top gainers hari ini dihuni oleh saham PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) yang melompat 34,48% ke Rp78, disusul saham PT First Media Tbk. (KBLV) dengan pertumbuhan sebesar 33,33% ke Rp72.
Di sisi lain, saham paling boncos atau top losers ditempati oleh PT Era Mandiri Cemerlang Tbk. (IKAN) yang terkoreksi 14,63% menjadi Rp105, sedangkan saham PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKKH) merosot sebesar 12,05%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa IHSG sempat ditutup menguat 0,96% ke level 7.536.611 pada sesi pertama.
Penguatan didorong oleh kenaikan sejumlah saham perbankan, seperti BMRI yang naik 2,60%, saham BBRI sebesar 1,35%, BBNI tumbuh 4,49%, dan BBCA mencapai 2,11%. Adapun, sektor siklikal juga menguat 1,67%.
“Secara teknikal, indikator stochastic RSI menunjukkan kondisi oversold, yang mengindikasikan potensi rebound. Kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.500-7.550 pada sesi kedua hari ini,” ujar Valdy.
Terpisah, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menjelaskan pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi adalah katalis jangka pendek positif untuk IHSG.
“Namun, tetap perlu diwaspadai sentimen eksternal seperti arah suku bunga global dan nilai tukar,” ujar Wafi, Selasa (5/8/2025).
Wafi melanjutkan saat ini sektor yang terkait dengan konsumsi, pembiayaan, dan belanja pemerintah menjadi yang paling sensitif terhadap data PDB kuartal II/2025 sebesar 5,12%. Dia juga menyebut sektor-sektor tersebut layak dipantau investor untuk peluang rotasi sektoral.
Wafi juga menuturkan lima sektor pendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan masih layak dicermati. Hal tersebut seiring ekspektasi pulihnya ekonomi global dan membaiknya tingkat permintaan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.