Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke posisi Rp16.401 pada perdagangan hari ini, Senin (4/8/2025). Di sisi lain, greenback tercatat mengalami pelemahan.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 112 poin atau 0,68% ke level Rp16.401 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,28% ke 98,86.
Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas ditutup menguat. Won Korea menguat 0,28% bersama yuan China sebesar 0,22%. Ringgit Malaysia dan baht Thailand juga terapresiasi masing-masing 0,94% dan 0,07%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa ada sejumlah faktor yang memengaruhi pergerakan nilai tukar saat ini. Dari eksternal, pasar dinilai mulai memperhitungkan kembali penurunan suku bunga oleh The Fed. Ekspektasi itu menyusul data ketenagakerjaan yang mencatatkan pelemahan pada Juli 2025.
Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) Juli mencatat tambahan 73.000 lapangan kerja, jauh di bawah ekspektasi 110.000. Angka Juni juga direvisi dari 147.000 menjadi 14.000, menandakan perlambatan pasar tenaga kerja lebih dalam dari perkiraan.
Sementara itu, tingkat pengangguran di negeri Paman Sam mengalami kenaikan tipis menuju level 4,2% dari 4,1% pada Juni sesuai dengan proyeksi pasar.
Baca Juga
“Pelemahan di pasar tenaga kerja membenarkan sikap Gubernur Fed Michelle Bowman dan Christopher Waller yang mendukung penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 29-30 Juli lalu,” ucap Ibrahim melalui keterangan tertulis pada Senin (4/8/2025).
Dari dalam negeri, inflasi inti terus melandai sejak Mei 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti pada Juli sebesar 2,32% year on year (YoY) atau lebih rendah dari Juni 2,37% dan Mei 2,40%.
Secara bulanan, inflasi inti naik tipis 0,13% month to month (MtM) dibandingkan 0,07% pada Juni. Emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 0,46% terhadap inflasi Juli yang mencapai 2,37% YoY.
Meski inflasi inti melandai, inflasi umum justru meningkat dari 1,87% YoY pada Juni menjadi 2,37% pada Juli. Lonjakan terutama berasal dari kenaikan harga pangan, tercermin dari inflasi volatile food yang meroket ke 3,82% YoY.
Di tengah situasi ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup menguat di kisaran Rp16.530 hingga Rp16.400 per dolar AS pada Selasa (5/8/2025).