Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Turun, Ini Strategi Racikan Reksa Dana ala BNI Asset Management

BNI Asset Management menyesuaikan strategi produk reksa dana seiring ekspektasi suku bunga turun dan aktivitas obligasi yang meningkat.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — BNI Asset Management menyusun strategi baru dalam meracik produk-produk reksa dana seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga dan meningkatnya aktivitas penerbitan obligasi.

Chief Investment Officer BNI Asset Management Farash Farich mengatakan dalam menghadapi semester II/2025, fokus utama tetap pada optimalisasi kinerja produk melalui pendekatan valuasi, fundamental, momentum, dan likuiditas.

"Dalam menghadapi tren penurunan suku bunga, kami akan memperhatikan saham-saham yang berpotensi mengalami kenaikan laba per saham atau Earnings per Share akibat penurunan tingkat bunga," terangnya kepada Bisnis dikutip, Selasa (22/7/2025).

Sejauh ini, dia melihat pada semester II/2025 semua emiten berupaya mempertahankan profitabilitas di tengah laju pertumbuhan laba dan ekonomi yang melambat. Namun, dengan pertumbuhan laba yang melambat, potensi return lebih banyak ditopang oleh pertimbangan valuasi ketimbang prospek pertumbuhan.

Sektor-sektor yang menurutnya masih menyimpan peluang, mulai dari keuangan, ritel, otomotif, telekomunikasi, hingga konsumsi.

Dia mencermati dengan valuasi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang masih rendah berada di kisaran minus dua kali standar deviasi dari rata-rata historis, yang artinya pasar cukup murah, maka potensi imbal hasil tahunan, baik dari dividen maupun capital gain, diperkirakan dapat mencapai kisaran 'mid to high-teens'.

Meski demikian, pihaknya belum menetapkan target spesifik IHSG hingga akhir 2025.

Untuk reksa dana pendapatan tetap, campuran, dan pasar uang, lanjutnya, prospek kinerja positif masih terbuka lebar. Yield obligasi yang kompetitif di tengah inflasi rendah dan tingginya permintaan investor menjadi faktor pendukung utama.

Dia menjelaskan reksa dana campuran dengan porsi obligasi yang dominan dinilai ideal sebagai instrumen investasi “all weather” karena kemampuannya bertahan di berbagai kondisi pasar.

Sementara itu, di tengah maraknya penerbitan obligasi pemerintah dan korporasi pada semester II/2025, BNI Sekuritas mulai menyiapkan strategi alokasi yang lebih agresif namun tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Berdasarkan pengamatannya, kinerja reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah dengan durasi pendek terbukti unggul sepanjang tahun berjalan. Namun pada Semester II/2025 ini, obligasi korporasi dinilai punya potensi kinerja yang lebih baik, sementara dana obligasi berdurasi panjang tetap menjanjikan hasil positif.

“Kami cenderung memilih obligasi dengan risiko yang dapat kami toleransi dan memposisikannya secara konservatif dalam portofolio,” paparnya.

Di sisi lain, manajer investasi juga menyatakan ketertarikannya terhadap pengembangan produk ETF berbasis emas. Menurutnya, produk ini berpotensi besar karena emas telah lama menjadi aset pilihan masyarakat Indonesia.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual reksa dana. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro