Harga Aset Kripto Melesat
Selain Bitcoin, harga Ethereum naik 6,26% ke level US$2.782 per koin. Lalu, harga XRP naik 3,65% ke level US$2,44 per koin dan Solana naik 3,15% ke level US$157 per koin.
Analyst Reku Fahmi Almuttaqin menilai lonjakan harga aset kripto terdorong oleh aksi Trump yang kembali menegaskan sikap agresifnya terhadap tarif perdagangan. Trump memastikan tidak akan ada perpanjangan lagi untuk tarif khusus negara yang akan mulai berlaku pada awal Agustus 2025.
Trump mengumumkan tarif baru sebesar 50% pada produk tembaga impor dan mengancam tarif besar-besaran hingga 200% untuk produk farmasi jika perusahaan obat tidak memindahkan produksinya ke AS dalam satu tahun ke depan.
Selain itu, India dan Indonesia akan dikenakan tarif tambahan 10% karena keterlibatannya dalam BRICS. Uni Eropa pun terancam mendapat tarif baru dalam waktu dekat terkait ketegangan atas pajak dan denda yang dikenakan pada perusahaan teknologi AS.
Kebijakan tarif Trump tersebut, apabila diimplementasikan, dapat memicu ketidakstabilan baru di pasar global, memperbesar risiko stagflasi dan tekanan inflasi akibat naiknya harga impor barang utama.
“Bagi investor kripto, ketidakpastian ini bisa memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai safe haven dan lindung nilai terhadap pelemahan mata uang fiat dan volatilitas pasar saham," kata Fahmi dalam keterangan tertulis.
Baca Juga
Namun, volatilitas jangka pendek juga cenderung meningkat, seiring respons pasar terhadap kebijakan perdagangan yang berubah-ubah. Investor kripto disarankan untuk memantau data inflasi, perubahan sentimen risk-off, dan rotasi modal lintas aset yang bisa terjadi akibat eskalasi perang dagang di semester II/2025.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menilai reli harga Bitcoin terjadi beberapa jam setelah risalah rapat FOMC bulan Juni dirilis. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat The Fed memproyeksikan akan ada setidaknya satu kali penurunan suku bunga pada 2025.
Beberapa pejabat The Fed bahkan menyatakan peluang pemangkasan suku bunga dapat dilakukan secepatnya dalam rapat 30 Juli 2025, tergantung perkembangan data inflasi.
“Lonjakan ini [harga kripto] menandakan bahwa investor kripto mulai mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter yang dapat meningkatkan likuiditas pasar,” ujar Fyqieh dalam keterangan tertulis.
Meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga The Fed pada kuartal III/2025 juga mendorong permintaan ETF spot Bitcoin AS. Tren arus pasar ETF spot terkini berkontribusi terhadap pencapaian rekor tertinggi Bitcoin pada 9 Juli 2025 dengan total aliran masuk mencapai US$80,6 juta.
Meskipun terjadi akumulasi dari investor jangka pendek dan panjang berdasarkan data on-chain, namun permintaan spot di bursa kripto masih cenderung lemah. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran apakah lonjakan harga dapat berkelanjutan tanpa dorongan volume yang solid dari pasar ritel.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.