Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Melesat Cetak Rekor, Prospek Perdagangan Kripto Kian Menarik

Harga Bitcoin yang melesat mendekati harga all time high (ATH) diperkirakan akan membuat prospek bitcoin semakin menarik.
Warga mencari informasi tentang Bitcoin di Jakarta, Rabu (25/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi tentang Bitcoin di Jakarta, Rabu (25/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Harga Bitcoin tercatat melesat mendekati rekor tertinggi pada kisaran US$112.000. Prospek positif menanti perdagangan kripto dengan kenaikan ini.

CEO Tokocrypto Calvin Kizana mengatakan dalam sepekan terakhir, perdagangan pasar kripto di dalam negeri menunjukkan volatilitas yang cukup signifikan, terutama dipicu oleh kombinasi sentimen global seperti pengumuman kebijakan tarif AS dan rilis risalah FOMC dari The Fed.

“Meskipun sempat mengalami koreksi saat pengumuman tarif baru oleh pemerintah AS, pasar kripto berhasil pulih dengan cepat. Bahkan dalam 24 jam terakhir, volume perdagangan tercatat naik sekitar 20% dibandingkan saat terjadinya koreksi sebelumnya,” kata Calvin, Kamis (10/7/2025). 

Menurut Calvin, lonjakan harga Bitcoin hingga mendekati rekor tertinggi di kisaran US$112.000 ini ditopang oleh beberapa faktor utama, seperti ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang mendorong minat terhadap aset berisiko, arus likuiditas besar dari investor institusi melalui ETF Bitcoin, dan berkembangnya regulasi yang lebih ramah terhadap kripto di bawah wacana kepemimpinan Trump. 

Di sisi lain, lanjut Calvin, meskipun kebijakan tarif AS menambah tekanan geopolitik dan menimbulkan volatilitas jangka pendek, terlihat dari pelemahan Rupiah dan beberapa mata uang negara yang terdampak, hal tersebut belum menjadi katalis utama bagi pergerakan harga Bitcoin. 

“Justru, optimisme terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar, adopsi institusional, serta legitimasi kripto sebagai aset cadangan menjadi pendorong utama reli Bitcoin saat ini,” ujar Calvin.

Calvin juga memandang prospek perdagangan kripto di tengah sentimen perang dagang saat ini justru menunjukkan arah yang positif. 

Katalis utama yang mendorong reli pasar kripto adalah kombinasi dari tekanan short squeeze besar dan dukungan makroekonomi yang membaik. 

Harga Bitcoin Melesat Cetak Rekor, Prospek Perdagangan Kripto Kian Menarik

Tokocrypto mencatat dalam 24 jam terakhir, terjadi likuidasi posisi short senilai US$529 juta di seluruh pasar kripto, dengan Bitcoin yang menyumbang 88% atau sekitar US$465 juta. 

Momentum ini didukung oleh pelemahan dolar AS hingga meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada akhir 2025 yang kini diperkirakan mencapai 68%. Kondisi ini menciptakan lingkungan risk-on, tercermin dari lonjakan volume perdagangan Bitcoin sebesar 44% menjadi US$61,2 miliar.

Dari sisi institusional, arus dana ke ETF Bitcoin spot juga terus berlanjut, dengan inflow mencapai US$935 juta pada 9 Juli. Hal ini menandai 11 pekan berturut-turut aliran dana masuk, mencerminkan minat kuat dari investor besar. 

Calvin menyebut perusahaan seperti GameStop mulai menambahkan Bitcoin ke neraca mereka, dan kepemilikan kripto El Salvador kini mencapai 6.232 BTC atau sekitar US$695 juta. 

Selain itu, kontrak derivatif Bitcoin mencatat open interest sebesar US$79 miliar, tertinggi sejak Maret 2025 dengan tingkat pendanaan yang masih netral, mengindikasikan permintaan yang stabil dan berkelanjutan.

Secara teknikal, ujar Calvin, tren harga Bitcoin juga mengonfirmasi pembalikan bullish setelah berhasil menembus dan bertahan di atas level support penting US$110.400. Sejak pertengahan Juni, dan harga kini berada di atas semua rata-rata pergerakan utama. 

“Dengan resistensi selanjutnya di sekitar US$115.635, prospek jangka pendek hingga menengah tetap positif meskipun sentimen perang dagang masih berlangsung,” katanya.

Lebih lanjut, Calvin menuturkan pertumbuhan investasi di aset berisiko seperti kripto di Indonesia dipacu oleh sejumlah faktor utama. Salah satunya adalah meningkatnya arus likuiditas global yang didorong oleh potensi pelonggaran suku bunga, baik oleh The Fed maupun Bank Indonesia, yang mendorong aliran dana masuk ke aset berisiko seperti kripto. 

“Tren akumulasi institusional juga semakin menguat, meskipun skala lokal belum sebesar pasar global, minat institusi besar di luar negeri memberikan sinyal positif terhadap prospek jangka panjang bagi investor domestik,” tutur Calvin. 

Di sisi lain, kejelasan regulasi dan upaya edukasi yang konsisten dari pelaku industri menurut Calvin akan turut memperkuat kepercayaan publik serta memperluas partisipasi investor di pasar kripto nasional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper