Bisnis.com, JAKARTA — PT PP Presisi Tbk. (PPRE) merancang ekspansi dan transformasi yang lebih besar di sektor pertambangan dan konstruksi nasional setelah melunasi obligasi senilai Rp107 miliar.
PPRE tercatat telah melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2022 Seri A serta pembayaran bunga kupon atas Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2022 Seri B senilai total Rp107 miliar.
Pelunasan tersebut dilakukan PPRE dengan tepat waktu yaitu pada Kamis, 26 Juni 2025. Obligasi tersebut merupakan hasil dari Penawaran Umum Berkelanjutan yang diterbitkan pada 2022 dengan seri A bertenor 3 tahun dan kupon sebesar 9,5% per tahun, serta seri B bertenor 5 tahun dan kupon sebesar 10,5% per tahun.
Direktur Utama PPRE Rizki Dianugrah menyampaikan langkah pelunasan obligasi tepat waktu ini menunjukkan komitmen dan kapabilitas keuangan PPRE dalam mengelola kewajiban secara disiplin dan proaktif, sekaligus menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap kinerja dan prospek perseroan.
“Pelunasan obligasi ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menjaga kepercayaan investor. Kami terus berfokus pada strategi pertumbuhan yang berkelanjutan dan tata kelola keuangan yang sehat sebagai fondasi untuk meningkatkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Rizki dalam keterangan resmi, Kamis (3/7/2025).
Langkah strategis ini, lanjutnya, juga merefleksikan ketahanan dan stabilitas finansial perusahaan di tengah dinamika industri yang terus berkembang.
Menurut Rizki, PPRE terus menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan melalui portofolio proyek tambang dan konstruksi yang kuat, efisiensi operasional, serta manajemen risiko yang terukur.
Dengan penyelesaian kewajiban ini, PPRE semakin siap melangkah menuju ekspansi dan transformasi yang lebih besar di sektor pertambangan dan konstruksi nasional.
Pada 2025, perolehan kontrak baru PPRE diproyeksikan meningkat sebesar 52% dibandingkan dengan realisasi pada 2024.
Manajemen PPRE menjelaskan target itu mencerminkan optimisme perusahaan terhadap prospek pasar pada 2025 dan kesiapan untuk mengakuisisi proyek-proyek baru dalam skala yang lebih besar, khususnya di sektor pertambangan dan konstruksi.
"Kenaikan ini juga berpotensi menjadi katalis pertumbuhan pendapatan di tahun-tahun berikutnya, terutama jika dikombinasikan dengan efektivitas pelaksanaan proyek."
Di sisi kinerja keuangan, PPRE menargetkan pendapatan pada 2025 naik sebesar 79% dan laba bersih meningkat 10% dibandingkan dengan realisasi pada 2024.
Terkait dengan bisnis kontraktor pertambangan, PPRE menyebut perusahaan memiliki captive market di Weda Bay Nickel yang besar sehingga dapat menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Adapun, ekspansi pasar di bidang tambang nikel dipengaruhi oleh potensi meningkkatnya konsumsi nikel.