Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek IHSG Pekan Depan saat Konflik Iran-Israel Mereda

Meredanya konflik Timur Tengah dan rilis data ekonomi AS diperkirakan menjadi faktor pendorong penguatan IHSG pekan depan.
Investor mencari informasi pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (16/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mencari informasi pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (16/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sejak memanasnya konflik Iran dan Israel yang membuat pelaku pasar was-was akan kondisi ekonomi global. Kini, konflik kedua negara mereda seiring dengan kesepakatan gencatan senjata.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG memang menguat 0,96% pada akhir pekan, Kamis (26/6/2025). Namun, IHSG telah melemah 0,14% dalam sepekan perdagangan terakhir.

Seiring dengan memanasnya perang Iran dan Israel pada pertengahan Juni 2025, IHSG pun memang jeblok. Alhasil, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025, IHSG melemah 2,58%.

Pasar saham Indonesia juga mencatatkan larinya dana asing seiring dengan memanasnya konflik Timur Tengah itu. Nilai jual bersih atau net sell asing di pasar saham Indonesia tercatat mencapai Rp4,51 triliun dalam sepekan perdagangan ini.

Sepanjang tahun berjalan atau sejak perdagangan perdana 2025, pasar saham Indonesia pun mencatatkan net sell asing sebesar Rp53,21 triliun.

Kini, konflik di Timur Tengah itu mereda. Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kedua negara yang saling serang menggunakan rudal itu telah setuju, kendati di detik-detik menjelang gencatan senjata, Iran dan Israel masih saling berbalas serangan.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai meredanya konflik di Timur Tengah bisa menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia pada pekan depan.

Selain itu, terdapat sentimen lain yang akan memengaruhi IHSG pekan depan. IHSG akan dipengaruhi oleh hasil data ekonomi AS, seperti Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) yang naik menjadi 2,3% per Mei dari 2,2% per April.

"Langkah kebijakan moneter The Fed ke depan juga akan tetap menjadi fokus pasar," kata Nafan kepada Bisnis pada Minggu (29/6/2025).

Pekan depan pun akan ada perilisan data ekonomi AS seperti nonfarm payroll yang memengaruhi pergerakan IHSG.

Dari dalam negeri, inflasi Indonesia masih diproyeksikan stabil dan memberikan katalis positif bagi pasar saham Indonesia. Tarik ulur kesepakatan tarif AS dengan China juga menjadi perhatian pasar.

"Semestinya diplomasi antara AS dan China dalam perundingan dagang bisa meredam tensi perang dagang," ujar Nafan.

Dia memproyeksikan IHSG akan bergerak di level resistensi 6.980 sampai 7.053. Adapun, IHSG akan bergerak di level support 6.814 sampai 6.745 pada pekan depan.

Sebelumnya Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam risetnya menilai pada pekan ini, pasar memang masih mengkhawatirkan konflik Iran dan Israel akan berdampak pada kinerja perekonomian global.

"Investor cenderung melakukan perdagangan jangka pendek, di tengah kondisi ketidakpastian yang masih relatif tinggi," ujar dalam risetnya pada beberapa waktu lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper