Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diminati Investor Asing, DJPPR: Prospek Surat Utang Negara Kompetitif

DJPPR Kementerian Keuangan menilai prospek Surat Utang Negara Indonesia terbilang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara.
Pegawai mengamati layar transaksi obligasi di dealing room BNI, Jakarta, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar transaksi obligasi di dealing room BNI, Jakarta, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menilai prospek Surat Utang Negara atau SUN Indonesia terbilang kompetitif dibandingkan dengan negara sepadan lainnya.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan & Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, mengatakan bahwa prospek SUN Indonesia kompetitif karena sejalan dengan pengelolaan pembiayaan yang prudent, akuntabel, dan efisien.

Hal itu, lanjutnya, didukung oleh beberapa faktor, antara lain stabilitas fiskal yang terjaga dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang didesain sebesar 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Serta strategi pembiayaan yang hati-hati menjadikan SUN Indonesia tetap menarik bagi investor, terutama di tengah ketidakpastian global,” ujar Suminto saat dihubungi Bisnis pada Selasa (10/6/2025).

Kinerja ekonomi domestik yang solid juga menjadi faktor penentu. Menurutnya, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5% cukup tangguh di tengah perlambatan dan volatilitas global, apalagi inflasi terjaga di level rendah.

Selain itu, Suminto menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia (NPI) tetap berlanjut sebesar US$0,16 miliar per April 2025, atau meneruskan surplus bulan sebelumnya yang tercatat mencapai US$4,33 miliar.

“Kontribusi ekspor atau international trade sekitar 22% PDB, sehingga dampak dari volatilitas global relatif lebih bisa dikelola dibanding peer countries,” ucapnya.

Dia menambahkan kinerja lelang SUN juga terjaga positif ditandai incoming bids yang solid termasuk dari investor asing. Lelang pada 20 Mei 2025 yang mencapai Rp108,3 triliun bahkan menjadi rekor penawaran tertinggi sejak Agustus 2021.

“Lelang SUN tanggal 20 Mei 2025 mencatat total incoming bids tertinggi sejak lelang SUN tanggal 31 Agustus 2021, yaitu mencapai Rp108,3 triliun dengan incoming bids investor asing sebesar Rp18,3 triliun,” pungkasnya. 

Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, data Financial Supervisory Service menunjukkan investor nonresiden menggelontorkan dana senilai US$2,1 miliar ke pasar obligasi pemerintah Indonesia dan US$1,7 miliar ke Thailand sejak April 2025. Aksi beli bersih itu menjadi yang terbesar dalam tiga kuartal terakhir.

Sementara itu, data Bank Negara Malaysia menunjukkan dana segar investor asing senilai US$2,9 miliar masuk ke obligasi pemerintah Malaysia pada Mei 2025 atau inflow terbesar secara bulanan sejak Oktober 2013.

Adapun, kepemilikan asing di obligasi atau sukuk negara RI juga menanjak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total outstanding dari obligasi atau sukuk negara mencapai Rp6.344,07 triliun per 27 Mei 2025. Adapun kepemilikan asing tercatat sebesar Rp923,75 triliun atau 14,56% dari outstanding.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper