Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia melemah pada Rabu (21/5/2025) setelah menteri luar negeri Oman mengatakan putaran baru perundingan nuklir antara Iran dan AS akan berlangsung akhir minggu ini.
Melansir Reuters pada Kamis (22/5/2025), harga minyak mentah Brent turun 47 sen, atau 0,7% ke US$64,91 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 46 sen atau 0,7% menjadi US$61,57.
Harga minyak sempat naik pada awal sesi perdagangan setelah laporan CNN International menyebutkan bahwa intelijen AS menunjukkan Israel sedang bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. CNN mengutip beberapa pejabat AS dan menambahkan bahwa belum jelas apakah para pemimpin Israel telah membuat keputusan akhir.
Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di antara negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan serangan Israel dapat mengganggu aliran minyak dari negara tersebut.
"Sekarang kami akan melakukan putaran perundingan perdamaian lagi untuk mengimbangi premi yang kami berikan," kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn.
Meski demikian, ada kekhawatiran Iran akan membalas dengan memblokir aliran kapal tanker minyak melalui Selat Hormuz, yang dilalui Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan Uni Emirat Arab untuk mengekspor minyak mentah dan bahan bakar.
Baca Juga
"Jika ketegangan meningkat, kita mungkin akan melihat pergeseran perdagangan sementara atau penurunan pasokan sekitar 500.000 barel per hari - sesuatu yang dapat diimbangi OPEC+ dengan cukup cepat," kata analis Rystad Energy Priya Walia.
AS dan Iran telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan tahun ini mengenai program nuklir Iran sementara Presiden AS Donald Trump telah menghidupkan kembali kampanye sanksi yang lebih kuat terhadap ekspor minyak mentah Iran.
Sementara itu, produksi minyak Kazakhstan telah meningkat sebesar 2% pada bulan Mei, kata seorang sumber industri pada hari Selasa, menentang tekanan OPEC+ untuk mengurangi produksi.
Harga minyak juga turun setelah data pemerintah AS yang mengecewakan mengenai persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan dalam negeri, yang semuanya mencatat kenaikan mengejutkan minggu lalu.
Menurut data dari Badan Informasi Energi, persediaan minyak mentah naik sebesar 1,3 juta barel, sementara stok bensin naik sekitar 800.000 barel dan stok sulingan bertambah sekitar 600.000 barel.