Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Rebound Ditopang Data Inflasi AS

Harga emas menguat ditopang oleh data inflasi AS April 2025 yang lebih rendah dari perkiraan.
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat karena perburuan harga murah setelah mengalami penurunan tajam pada hari sebelumnya, sementara data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan juga memberikan dukungan.

Melansir Reuters pada Rabu (14/5/2025), harga emas di pasar spot menguat 0,4% menjadi US$3.246,95 per troy ounce setelah jatuh hingga ke level US$3.207,30 pada Senin lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 0,6% pada US$3.247,8 per troy ounce.

Kepala strategi komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan harga emas mengalami koreksi besar pada hari Senin setelah berita tentang kesepakatan antara AS dan China.

"Namun, tarif (atas China) masih 30%, yang cukup negatif bagi perekonomian," lanjutnya. 

AS dan China pada Senin mengatakan mereka akan menurunkan tarif impor masing-masing negara selama 90 hari. Setelah perundingan di Jenewa selama akhir pekan, AS mengatakan akan memangkas tarif impor China menjadi 30% dari 145% sementara China mengatakan akan memangkas bea masuk impor AS menjadi 10% dari 125%. 

Harga emas batangan telah memecahkan beberapa rekor tertinggi pada tahun 2025, karena kekhawatiran atas perlambatan ekonomi menyusul tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump, pembelian bank sentral yang kuat, ketegangan geopolitik, dan peningkatan aliran dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas.

Sementara itu, data Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) inti — yang mengecualikan komponen pangan dan energi — naik 0,2% secara month to month (MtM), sama dengan bulan sebelumnya.

Secara tahunan, inflasi inti tetap di angka 2,8% year on year YoY, sama dengan laju bulan Maret.

Adapun secara keseluruhan, inflasi AS April 2025 mencapai 0,2% MtM dan 2,3% dibandingkan April 2024, di bawah proyeksi pasar. Laju inflasi ini lebih rendah dari bulan Maret 2025 yang mencapai 0,3% MtM dan 2,4% YoY.

"Laporan tersebut sedikit condong bersahabat bagi pasar logam mulia karena laporan tersebut bukan laporan inflasi bermasalah yang akan membuat Federal Reserve menunda pemotongan suku bunga," tulis Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, dalam sebuah catatan.

Pasar keuangan memperkirakan bank sentral akan melanjutkan pelonggaran kebijakannya pada bulan September.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper