Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Kilau Harga Emas di Tengah Friksi Bos The Fed vs Trump

Harga emas diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatannya di tengah gonjang-ganjing jelang keputusan suku bunga The Fed.
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatannya dan berpeluang uji resistance di level US$3.437 per ons. Lonjakan harga emas ini terjadi di tengah gonjang-ganjing jelang keputusan suku bunga The Fed.

Harga emas dunia (XAU/USD) memang telah mencatat lonjakan signifikan dalam dua hari berturut-turut pada pekan ini, dengan penguatan lebih dari 2% atau sekitar US$70 per ons. Pada hari ini, Selasa (6/5/2025), harga emas telah menembus ke level US$3.380.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menyampaikan bahwa secara teknikal, kombinasi pola candlestick dan indikator moving average menunjukkan tren bullish yang semakin kuat pada harga emas.

Jika dorongan beli terus berlanjut, maka harga emas berpeluang menguji resistance berikutnya di level US$3.437. Namun, jika terjadi tekanan jual dan harga gagal melanjutkan kenaikan, maka koreksi bisa terjadi ke area support terdekat di US$3.352.

Dari sisi fundamental, penguatan harga emas saat ini mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter The Fed.

Laporan terbaru dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan ketahanan sektor jasa AS, yang memperkuat ekspektasi bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. 

Namun, ketidakpastian pasar tetap tinggi, karena investor masih menanti sikap resmi The Fed dalam pertemuan kebijakan pada Rabu (7/5/2025) malam waktu setempat.

Berdasarkan FedWatch, pasar sepenuhnya memperkirakan tidak akan ada perubahan suku bunga dalam pertemuan The Fed nanti. Namun, perhatian utama tertuju pada konferensi pers Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dapat memberikan sinyal arah kebijakan moneter ke depan.

Selain itu, pernyataan Presiden AS Donald Trump turut menjadi katalis penggerak pasar. Trump kembali melontarkan kritik terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, dan menyerukan agar suku bunga segera diturunkan. 

Meski tidak akan mencopot Powell dari jabatannya, Trump menegaskan bahwa tekanan terhadap The Fed akan terus diberikan. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper