Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tertekan Kekhawatiran Ekonomi Global, Yuan & Euro Menguat

Indeks dolar AS telah turun nyaris 6% dari level tertinggi dua tahun di 110,17 pada Januari, seiring dengan merosotnya optimisme terhadap kebijakan Trump.
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) bertahan di kisaran level terendah dalam lima bulan pada perdagangan Senin, terseret oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang penuh ketidakpastian serta data ekonomi yang mengecewakan.

Melansir Reuters, Senin (17/3/2025), indeks dolar AS yang mengukur performa greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, stabil di 103,71—hanya 0,5% dari level terendah lima bulan di 103,21 yang tercapai Selasa lalu.

Indeks dolar AS telah turun hampir 6% dari level tertinggi dua tahun di 110,17 pada Januari, seiring dengan merosotnya optimisme terhadap kebijakan ekonomi Trump.

Sementara itu, mata uang euro tetap kuat setelah partai-partai Jerman mencapai kesepakatan fiskal yang dapat meningkatkan belanja pertahanan dan mendorong pemulihan ekonomi terbesar di Eropa.

Analis Goldman Sachs Dominic Wilson dan Kamakshya Trivedi mengatakan ada dua perubahan besar dalam lanskap ekonomi global dalam sebulan terakhir.

"Pertama, penurunan tajam valuasi aset AS akibat volatilitas tarif dan ketidakpastian kebijakan dari pemerintahan Trump. Kedua, peningkatan signifikan dalam stimulus fiskal Jerman," tulis mereka dalam laporan kepada investor.

Kombinasi kedua faktor ini menantang dominasi narasi keunggulan ekonomi AS di pasar keuangan.

Euro diperdagangkan di US$1,0881, sedikit di bawah level tertinggi lima bulan di US$1,0947 yang tercapai pekan lalu.

Di Asia, yen Jepang bertahan di dekat level tertinggi lima bulan, didukung oleh sinyal hawkish dari Bank of Japan (BOJ). Meskipun demikian, bank sentral Jepang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan hari Rabu.

Dolar bertahan di 148,70 yen, tidak jauh dari level terendah pekan lalu di 146,545—posisi terlemah sejak awal Oktober.

Sementara itu, Federal Reserve AS juga tidak diharapkan mengubah kebijakan moneternya pada hari yang sama.

Yuan China menguat mendekati level tertinggi empat bulan dalam perdagangan luar negeri, menjelang konferensi pers penting yang akan mengumumkan kebijakan baru untuk mendorong konsumsi domestik.

Sentimen pasar semakin tertekan setelah data terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS anjlok ke level terendah dalam 2,5 tahun pada Maret, sementara ekspektasi inflasi meningkat di tengah kekhawatiran akan dampak perang dagang global akibat kebijakan tarif Trump.

BOJ diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga dalam pertemuan kebijakan pekan ini, tetapi tren kenaikan upah di Jepang semakin membuka peluang untuk pengetatan kebijakan di masa depan.

Perusahaan-perusahaan besar di Jepang telah menawarkan kenaikan gaji yang signifikan dalam negosiasi dengan serikat pekerja untuk tahun ketiga berturut-turut.

Di sisi lain, di pasar offshore, dolar AS melemah 0,15% terhadap yuan menjadi 7,2266, mendekati level terendah sejak November.

Pada Minggu, pemerintah China mengumumkan "rencana aksi khusus" untuk mendorong konsumsi, yang mencakup peningkatan pendapatan rumah tangga dan skema subsidi untuk pengasuhan anak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper