Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 6.545,85 pada perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025). Sejumlah saham seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) serta saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) melorot.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 0,79% atau 52,36 poin ke level 6.545,85. IHSG dibuka di level 6.535,87 pada perdagangan hari ini.
IHSG berada di level terendah 6.499,04 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini saat penutupan 6.567,59.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi yang diperdagangkan mencapai Rp9,76 triliun, volume transaksi 19,44 miliar lembar, dan frekuensi transaksi 1,08 juta kali. Adapun, market cap pasar modal Indonesia mencapai Rp11.302 triliun.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 212 saham menguat, 434 saham melemah, dan 311 saham tak beranjak atau stagnan.
Pada perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi tinggi mencatatkan pelemahan harga. Saham seperti GOTO mencatatkan penurunan harga 5,88% dan WIFI turun 12,56%.
Baca Juga
Harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) juga turun 6,43%. Lalu, saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) melorot 7,14%.
Pada perdagangan hari ini, terdapat sejumlah saham yang paling jeblok atau top losers. Saham yang baru melantai pekan ini PT Jantra Grupo Indonesia Tbk. (KAQI) melorot 31,13%, saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) turun 24,91%, serta saham PT Ramelan Abadi Tbk. (DATA) turun 24,87%.
Adapun, terdapat deretan saham yang mencatatkan kinerja paling moncer atau top gainers. Harga saham PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) menguat 34,39%, saham PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. (RELI) naik 24,86%, dan saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk. (MINE) naik 24,44%.
Lesunya IHSG pada hari ini melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan kemarin, Senin (10/3/2025), saat IHSG turun 0,57% ditutup di level 6.598,21. Pasar saham Indonesia juga masih mencatatkan larinya dana asing dengan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp843,73 miliar pada perdagangan kemarin.
Sebelumnya, sejumlah analis telah memperkirakan indeks komposit bakal melanjutkan tren koreksi pada perdagangan hari ini, terimbas sentimen pelemahan bursa Wall Street hingga kenaikan tarif royalti batu bara dan mineral logam.
“Melemahnya indeks di bursa Wall Street siring kekhwatiran investor akan potensi resesi ekonomi diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar,” tulis tim riset CGS International Sekuritas Indonesia dikutip, Selasa (11/3/2025).
Tim riset CGS menambahkan, rencana kenaikan tarif royalti batu bara dan mineral logam bakal ikut menjadi sentimen negatif bagi investor. Apalagi, aksi jual investor asing cukup deras sejak akhir tahun lalu yang berpeluang untuk berlanjut saat ini.
Sementara, tim riset Phintraco Sekuritas menilai sentimen juga datang dari revisi peringkat pasar saham Indonesia oleh Goldman Sachs. Sebelumnya, pemangkasan peringkat juga disampaikan oleh Morgan Stanley. Penurunan peringkat berpotensi memicu aksi sell-off khususnya oleh investor asing dan dapat berlanjut untuk beberapa waktu ke depan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.