Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Anjlok 1,44% Usai Pemerintah Usulkan Kenaikan Royalti Batu Bara

IHSG dibuka anjlok 1,44% ke level 6.503,31 pada perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025), usai pemerintah mengumumkan rencana kenaikan tarif royalti batu bara.
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka  melemah 1,44% atau 94,89 poin ke level 6.503,31 pada perdagangan Selasa (11/3/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 1,44% atau 94,89 poin ke level 6.503,31 pada perdagangan Selasa (11/3/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 1,44% ke level 6.503,31 pada perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025), usai pemerintah mengumumkan rencana kenaikan tarif royalti batu bara dan mineral logam.

Data RTI Business pukul 09.01 WIB menunjukkan, IHSG terkoreksi 1,44% atau 94,89 poin ke level 6.503,31 pada awal sesi perdagangan. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 6.499 hingga 6.598.

Total perdagangan saham mencapai 1,20 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp547,35 miliar dan frekuensi sebanyak 41.230 kali. Tercatat 67 saham menguat, 260 saham melemah, dan 174 saham stagnan. Kapitalisasi pasar atau market cap Bursa tercatat mencapai Rp11.280 triliun.

Adapun, pada perdagangan Senin (10/3/2025), IHSG ditutup melemah 0,57% atau 37,78 poin ke level 6.598,21 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 6.642.

Sebelumnya, sejumlah analis memperkirakan indeks komposit bakal melanjutkan tren koreksi pada perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025), terimbas sentimen pelemahan bursa Wall Street hingga kenaikan tarif royalti batu bara dan mineral logam.

“Melemahnya indeks di bursa Wall Street siring kekhwatiran investor akan potensi resesi ekonomi diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar,” tulis tim riset CGS International Sekuritas Indonesia dikutip, Selasa (11/3/2025).

Sementara itu, tim riset CGS menambahkan, rencana kenaikan tarif royalti batu bara dan mineral logam bakal ikut menjadi sentimen negatif bagi investor.

Apalagi, aksi jual investor asing cukup deras sejak akhir tahun lalu yang berpeluang untuk berlanjut saat ini.

“IHSG diprediksi akan melanjutkan pelemahannya dengan kisaran support 6530/6460 dan resist 6670/6735,” tulis rim riset CGS.

Pandangan yang sama turut didorong MNC Sekuritas. Menurut mereka, IHSG bakal kembali melanjutkan tren koreksi.

“IHSG masih berpeluang untuk menguji 6.686 sampai 6.762 secagai area penguatan terdekatnya membentuk bagian dari Wave B,” tulis Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana dalam risetnya, Senin (11/3/2025).

Seperti diberitakan sebelumnya, pasar saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Senin (10/3/2025) di tengah meningkatnya kekhawatiran akan dampak perang dagang serta potensi penutupan pemerintahan federal, yang semakin memperburuk prospek ekonomi.

Melansir Reuters, Selasa (11/3/2025), indeks Dow Jones ditutup melemah 890,01 poin (2,08%) ke level 41.911,71, indeks S&P 500 turun 155,64 poin (2,70%) ke 5.614,56, dan indeks Nasdaq Composite anjlok 727,90 poin (4,00%) ke 17.468,32.

Aksi jual besar-besaran yang terjadi pekan lalu kembali berlanjut dengan intensitas lebih tinggi. 

Tiga indeks utama Wall Street mengalami penurunan signifikan, dengan Nasdaq mencatat kejatuhan harian terbesar sejak September 2022.

Indeks S&P 500 kini telah melemah 8,6% dari rekor tertingginya bulan lalu. Nasdaq, yang telah tergelincir lebih dari 10% dari puncaknya pada Desember, secara teknis memasuki fase koreksi.

Tekanan tambahan datang dari pelemahan yen Jepang dan lonjakan imbal hasil obligasi, yang memicu pelepasan posisi carry trade dan berdampak besar pada saham-saham teknologi, termasuk kelompok saham-saham raksasa teknologi berbasis kecerdasan buatan yang dikenal sebagai "Magnificent 7".

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper