Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Jeblok Gegara Tarif Trump, Intip Pasar Saham Negeri Tetangga

IHSG berkinerja jeblok pada awal 2025 di tengah momen gejolak ekonomi global, seperti kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berkinerja jeblok pada awal 2025 di tengah momen gejolak ekonomi global, seperti kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Kondisi jeblok nyatanya dialami juga oleh pasar saham negara lainnya di Asia Tenggara.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,57% ditutup di level 6.598,21 pada perdagangan kemarin, Senin (10/3/2025). IHSG juga melorot 6,8% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Pasar saham Indonesia juga masih mencatatkan larinya dana asing dengan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp23,19 triliun.

Jebloknya kinerja pasar saham Indonesia terjadi di tengah momen kekhawatiran perang dagang. Sebab, Trump akan menerapkan kebijakan tarif perdagangan untuk Meksiko dan Kanada. Selain itu, tarif dagang dikenakan kepada China.

Atas kondisi tersebut, sejumlah perusahaan investasi global pun menurunkan peringkat pasar saham Indonesia. Goldman Sachs misalnya menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Goldman Sachs menilai pasar Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh sejumlah faktor. Salah satu faktor adalah kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan melemahnya ekonomi domestik yang telah membuat investor lari dari pasar.

Morgan Stanley juga telah memangkas peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia dari equal weight menjadi underweight dalam riset terbarunya.

Dalam laporannya, imbal hasil atau return on equity (ROE) Indonesia menunjukkan momentum penurunan, terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan bagi sektor cyclical domestik.

Kondisi jebloknya pasar saham juga nyatanya dialami oleh negara-negara tetangga. Tercatat, SET Index dari pasar saham Thailand misalnya mengalami penurunan lebih besar dibandingkan IHSG, yakni 15,91% ytd ke level 1.177,44.

FTSE Bursa Malaysia KLCI Index juga menurun 6,45% ytd ke level 1.536,46. Lalu, PSEi Index di pasar saham Filipina mengalami penurunan 2,57% ytd ke level 6.360,77.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper