Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Berburu Aset Safe Haven, Harga Emas Cetak Rekor Lagi

Harga emas melesat ke rekor tertinggi pada Kamis (20/2), seiring meningkatnya kekhawatiran perang dagang yang dipicu ancaman tarif Presiden AS Donald Trump.
Emas batangan dalam berbagai ukuran tersimpan di brankas yang berada di Jerman. / Bloomberg-Michaela Handrek-Rehle
Emas batangan dalam berbagai ukuran tersimpan di brankas yang berada di Jerman. / Bloomberg-Michaela Handrek-Rehle

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melesat ke rekor tertinggi pada Kamis (20/2/2025), seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang global yang dipicu oleh ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump.

Melansir Reuters, Jumat (21/2/2025), harga emas di pasar spot menguat 0,1% ke US$2.936,38 per troy ounce setelah sempat menyentuh US$2.954,69, rekor tertinggi ke-10 sepanjang tahun ini.

Sementara itu, emas berjangka Comex di AS ditutup naik 0,7% di US$2.956,10, dengan kenaikan total sekitar 12% sejak awal tahun.

Wakil Presiden dan ahli strategi logam senior Zaner Metals Peter Grant mengatakan ketidakpastian perdagangan yang terus berlangsung semakin mendorong kekhawatiran inflasi dan perlambatan ekonomi.

”Hal ini meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven,” ujar Grant.

Trump mengonfirmasi rencana penerapan tarif baru yang mencakup kayu, otomotif, semikonduktor, dan farmasi dalam waktu dekat. Sejak dilantik pada 20 Januari, ia telah memberlakukan tarif 10% pada barang impor asal China serta tarif 25% pada baja dan aluminium.

Selain ketegangan dagang, faktor lain yang menopang harga emas adalah aksi beli bank sentral global yang terus berlanjut.

“Sepanjang tahun ini, bank sentral terus menambah cadangan emasnya, yang menjadi faktor utama dalam menjaga tren kenaikan harga emas,” ungkap Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible.

Selain itu, aliran investasi ke ETF berbasis emas juga meningkat, dengan tiga hari berturut-turut mencatatkan arus masuk positif.

Di luar kebijakan ekonomi, Trump juga melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan menyebutnya sebagai diktator dan mendesaknya untuk segera mencapai kesepakatan damai guna menghindari ancaman kehancuran negaranya.

Grant mengatakan jika konflik Ukraina dapat diselesaikan, ketegangan geopolitik bisa mereda dan menekan harga emas dalam jangka pendek.

“Level tertinggi saat ini mungkin bertahan selama beberapa minggu, tetapi tren bullish emas diperkirakan masih akan berlanjut mengingat fundamental yang tetap kuat,” jelasnya.

Sementara itu, risalah pertemuan Federal Reserve AS pada Rabu mengindikasikan bahwa proposal kebijakan ekonomi Trump memicu kekhawatiran akan lonjakan inflasi, yang membuat bank sentral lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Di sisi pasokan, ekspor emas Swiss ke AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade pada Januari, menurut data bea cukai Swiss.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper