Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menghijau Terdorong Rebound Saham Bank Jumbo

IHSG dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (14/2/2025). Saham bank besar BBCA, BBRI, BMRI, BBNI menjadi pendorong indeks komposit.
Layar menampilkan informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (14/2/2025). Saham bank besar menjadi pendorong indeks komposit.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG naik 0,44% ke level 6.642,68 pada pagi hari ini. IHSG bergerak di rentang 6.614-6.649 sesaat setelah pembukaan pasar. 

Sebelumnya, pada Kamis (13/2/2025), IHSG terkoreksi 0,48% ke posisi 6.613,56. 

Penguatan IHSG disebabkan oleh koreksi harga saham emiten jumbo, terutama di sektor perbankan. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 0,28% ke level Rp9.025, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 0,5% ke level Rp4.010, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 1,88% ke level Rp4.330, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terapresiasi 1% ke posisi Rp5.075 per saham.

Selain itu, saham big caps lainnya seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 1,48% ke level Rp6.850, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 1,65% ke posisi Rp2.460, dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) naik tipis 0,35 ke level Rp7.100.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyampaikan selama IHSG bertahan di atas 6.600, indeks komposit berpeluang kembali menguji pivot area 6.650-6.700 pada Jumat (14/2/2025).

“IHSG masih menjaga peluang rebound lanjutan dengan pembentukan long lower shadow pada Kamis [13/2/2025]. Top picks hari ini saham PTBA, ANTM, PGEO dan BSDE,” tulisnya dalam riset, Jumat (14/2/2025). 

Valdy memaparkan sejumlah sentimen yang membayangi pasar saham pada hari ini. Dari eksternal, pasar menantikan rilis data penjualan ritel AS pada Januari 2025 yang diperkirakan turun terbatas sebesar 0,10% MoM dibanding pertumbuhan 0,40% MoM pada Desember 2024. 

Sementara secara tahunan, indeks penjualan ritel pada Januari 2025 masih berada pada level 3,90% YoY. Data ini mengindikasikan bahwa meskipun terdapat perlambatan dalam pertumbuhan bulanan konsumsi di Amerika Serikat masih cukup solid.

“Dari sisi domestik, pasar menantikan rilis data Property Price Index di kuartal IV/2024,” imbuhnya. 

Dalam riset terpisah, Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak konsolidasi pada perdagangan Jumat (14/2/2025). Rentang pergerakan IHSG diperkirakan di level 6.562 hingga 6.676 dengan support di level 6.475.

“Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga BI minggu depan meningkat, yang berpotensi mendukung pembelian asing pada saham perbankan besar, seperti yang terjadi bulan lalu. Namun, secara keseluruhan, kondisi industri perbankan masih kurang baik karena likuiditas yang mengetat, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan kredit tahun ini,” paparnya. 

Lebih lanjut, salah satu risiko utama dari potensi pemangkasan suku bunga BI dalam waktu dekat adalah depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Namun, indeks dolar AS (DXY) tetap stabil di bawah level 108 selama 3 hari terakhir, meskipun data CPI AS lebih tinggi dari perkiraan dan muncul spekulasi mengenai pemangkasan suku bunga The Fed yang kurang agresif tahun ini.

Pada saat yang sama, rupiah tetap relatif stabil di kisaran Rp16.300, ditutup di Rp16.355 per dolar AS kemarin. 

“Kami meyakini bahwa bulan ini merupakan waktu yang tepat untuk pemangkasan suku bunga, karena permintaan terhadap dolar diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan akibat faktor musiman, termasuk Ramadan, Lebaran pada Maret, serta repatriasi modal asing di kuartal II/2025. Kami merekomendasikan saham AMRT dan BBNI.”

Selain itu, Mirae juga menyoroti rencana buyback saham sejumlah emiten untuk mengatasi aksi jual yang terjadi baru-baru ini serta mempertahankan kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan. 

Secara teknikal, Mirea menyarankan sell on strength untuk saham ACES, trading buy saham PTRO, dan buy on weakness untuk saham BIPI.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper