Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) akhirnya buka suara soal kenaikan harga saham perseroan sejak awal Januari 2025.
Melansir data statistik RTI Infokom, saham SMDM saat ini bertengger di level Rp1.425 per saham. Banderol tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 168,87% dalam sebulan terakhir dan melonjak 171,43% secara year to date (YtD).
Kenaikan harga yang signifikan membuat otoritas Bursa kembali mengambil langkah suspensi terhadap saham SMDM sejak perdagangan kemarin, Senin (10/2/2025).
Sekretaris Perusahaan Suryamas Dutamakmur, Hendri Soma Dinata, menjelaskan harga saham perusahaan mulai bergerak naik pada 10 Januari 2025 dengan harga Rp530 per saham, yang kemudian melonjak ke Rp1.140 pada 5 Februari.
Terkait lonjakan tersebut, Hendri menyatakan bahwa volatilitas transaksi saham SMDM terjadi semata-mata hasil dari mekanisme jual beli di pasar bursa yang dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan penawaran.
“Perseroan berkomitmen memberikan informasi yang transparan dan akurat kepada investor agar dapat mengambil keputusan investasi secara tepat,” ujarnya dalam paparan publik insidentil secara virtual, Selasa (11/2/2025).
Baca Juga
Di samping itu, Direktur Utama Suryamas Dutamakmur Liauw Herry Hendarta juga menegaskan bahwa saat ini perseroan tidak memiliki rencana aksi korporasi.
Dalam pemberitaan sebelumnya, saham SMDM juga masuk radar pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah terjadi pergerakan harga saham dan pola transaksi di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA).
Mengutip keterbukaan informasi BEI pada 4 Februari 2025, saham SMDM mengalami peningkatan harga saham di luar kebiasaan, dan BEI pun tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut.
“Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang undangan di bidang pasar modal,” ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono.
Di sisi lain, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) telah merampungkan tender wajib terhadap saham SMDM sebagai pengendali baru. Entitas Sinar Mas Land itu sedikitnya merogoh kocek sebesar Rp176,83 miliar.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya menuturkan bahwa perseroan telah melaksanakan penawaran tender wajib terhadap pemegang saham SMDM pada 17 Desember 2024 hingga 15 Januari 2025. Penawaran itu dilakukan terhadap 382.016.642 saham atau 8,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMDM.
“Pemegang saham yang menjual sahamnya dalam penawaran tender wajib adalah sebanyak 59 dengan jumlah saham yang dijual 333.013.393 atau 6,98%,” tulisnya dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (4/2/2025).
Setelah transaksi, kepemilikan saham BSDE dalam SMDM meningkat dari 91,99% usai akuisisi menjadi 98,97%. Dengan demikian, porsi saham publik SMDM tersisa 1,03% atau jauh di bawah ketentuan batas minimal free float sebesar 7,5%.
BSDE resmi menjadi pengendali baru SMDM usai merampungkan transaksi pengambilalihan sebanyak 91,99% saham SMDM dari Top Global Limited (TGL) pada 2024. Nilai transaksi ini mencapai Rp2,33 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.