Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) memberikan penjelasan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan progres perizinan penggabungan dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) serta perizinan spektrum frekuensi.
Berdasarkan keterbukaan informasi, BEI meminta penjelasan kepada FREN soal status terkini perolehan persetujuan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) atas perubahan pemegang saham EXCL sebagai akibat merger, serta terkait permohonan pengalihan izin pita frekuensi radio (IPFR) dari FREN kepada EXCL.
Manajemen FREN pun menjelaskan bahwa terkait dengan status terkini perolehan perizinan, surat permohonan telah disampaikan oleh EXCL dan FREN kepada Komdigi pada 11 Desember 2024. Komdigi kemudian telah menyampaikan tanggapan pada 24 Januari 2025.
Sampai dengan saat ini, FREN dan EXCL masih dalam proses membalas dan menyiapkan tanggapan ke Komdigi.
"Perseroan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan persetujuan prinsip Komdigi terhadap rencana merger, termasuk perubahan pemegang saham EXCL sebagai akibat merger dan juga pengalihan IPFR," tulis Manajemen FREN di keterbukaan informasi pada Kamis (30/1/2025).
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto menyebut terkait dengan merger XL Axiata dengan Smartfren, potensi spektrum frekuensi yang dihasilkan akan besar.
Baca Juga
Wayan memastikan bakal mengkaji kesepakatan merger yang terjadi antara pihak XL Axiara dan Smartfren. “Karena kami juga akan lapor selalu dengan pimpinan. Kami juga akan ngajak ngobrol dengan industri itu sendiri,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, EXCL dan FREN mengumumkan penggabungan usaha atau merger dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. atau XLSmart.
XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.
“Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood pada beberapa waktu lalu.