Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Merosot 1,29% Tertekan Koreksi Saham BREN, AMMN, hingga BBRI

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup turun 93 poin atau 1,29% ke level 7.073,48.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (19/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (19/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Kamis (30/1/2025), setelah libur panjang Isra Mikraj dan Imlek. Indeks komposit tertekan oleh koreksi harga saham BREN, AMMN, hingga BBRI dan BBCA. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup turun 93 poin atau 1,29% ke level 7.073,48. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 7.043 hingga 7.169. 

Pelemahan IHSG ditekan oleh penurunan harga sejumlah saham berkapitalisasi jumbo. Lima top laggards IHSG pada hari ini ialah saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang turun 4,43% ke level Rp9.175, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) turun 5,92% ke level Rp7.950, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) merosot 1,91% ke level Rp4.110.

Dua saham lainnya ialah saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang melemah 1,87% menjadi Rp9.175 dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turun 2,23% ke level Rp2.630 per saham.

Di sisi lain, saham yang menahan IHSG jatuh lebih dalam ialah saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) yang menguat 1,94% ke level Rp15.800, saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) naik 3,44% ke level Rp46.550, dan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) naik 1,04% ke level Rp43.600.

Selain itu, saham emiten kelapa sawit PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) melonjak 20,36% ke level Rp1.685, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) naik 6,48% ke level Rp575 per saham. 

Sebelumnya, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memperkirakan bahwa IHSG akan mencapai level 8.000 pada tahun ini. Sentimen positif dari stabilitas ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah yang mendukung investasi akan menjadi motor utama yang menggerakkan pasar modal Indonesia.

“Prospek IHSG di tahun ular kayu ini sangat menarik. Target Mirae Asset untuk 2025 berada di level 8.000,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (24/1/2025).

Menurutnya, meski kinerja IHSG kurang menggembirakan 2024, hal itu bisa dianggap sebagai pijakan awal atau lower base menuju level yang lebih tinggi pada 2025. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 5,1% untuk tahun ini.

“Kami mengapresiasi pemerintah yang terus menjaga tingkat stabilitas fundamental makroekonomi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi kita untuk tahun ini berada di angka 5,1%, baik dari IMF maupun Bank Dunia,” pungkasnya.

Di samping itu, konsumsi domestik yang kuat turut diyakini menjadi pendorong utama pergerakan indeks komposit. Hal tersebut, lanjut Nafan, bakal memberikan keuntungan berupa inflow ke pasar modal Indonesia.

“Apalagi dengan komitmen pemerintah meningkatkan foreign investment, ditambah lagi Indonesia sekarang sudah bergabung dengan BRICS,” kata Nafan.

Dalam kondisi ini, dia menyebutkan bahwa investor disarankan untuk memperhatikan sektor-sektor dengan prospek menjanjikan. Saham-saham berbasis konsumsi seperti ACES, MYOR, SIDO, dan ICBP tetap menjadi pilihan utama.

Sementara itu, Equity Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan Tahun Ular Kayu, yang diasosiasikan dengan elemen kayu dan api, biasanya melambangkan pertumbuhan dan stabilitas dengan beberapa dinamika di sektor energi dan teknologi.

"Namun, untuk IHSG secara fundamental, prospek bergantung pada kondisi global, seperti inflasi di negara maju, kebijakan suku bunga bank sentral seperti The Fed dan BI, serta stabilitas geopolitik," kata Felix, Jumat (24/1/2025).

Dia melanjutkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan tetap solid, IHSG diperkirakan mampu menunjukkan kinerja yang cukup positif sepanjang tahun 2025, meskipun volatilitas akan tetap ada.

Adapun Panin Sekuritas memilih sejumlah saham big caps seperti BBRI, BBCA, dan BMRI sebagai top picks pada tahun ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper