Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab IHSG Anjlok 1,59%, Saham Bank Jumbo-GOTO Berguguran

IHSG anjlok pada sesi I hari ini (30/1/2025) seiring dengan kejatuhan saham Indeks LQ45 seperti bank jumbo BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, hingga emiten teknologi GOTO.
Annisa Kurniasari Saumi, Ibad Durrohman
Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11
Layar menampilkan informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok seiring dengan kejatuhan saham Indeks LQ45 seperti bank jumbo BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, hingga emiten teknologi GOTO.

IHSG turun 1,59% atau 113,79 poin menjadi 7.052,25 pada perdagangan sesi I hari ini Kamis (30/1/2025) hingga pukul 11.00 WIB. Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 7.047-7.168. 

Tercatat 171 saham naik, 382 saham melemah, dan 247 saham yang stagnan. Total transaksi Rp6,36 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp12.274 triliun.

IHSG tertekan saham bank jumbo seperti BBRI turun 1,67%, BBCA 1,34%, BMRI 0,41%, dan BBTN 2,35%. Saham big cap lainnya yang melemah ialah GOTO turun 4,82%.

Saham-saham sektor pertambangan juga melesu seperti ITMG turun 1,33%, ADRO 0,43%, ANTM 4,70%, UNTR 1,10%, BUMI 2,50%, TINS 3,32%.

Secara umum IHSG tertekan saham-saham Indeks LQ45. Pada sesi I, indeks saham paling laris di Bursa tersebut anjlok 1,68%.

Sebelumnya, Tim Riset CGS International Sekuritas Indonesia menjelaskan melemahnya indeks di bursa Wall Street dan pendeknya hari perdagangan diperkirakan akan menjadi katalis negatif untuk IHSG.

"Sementara itu, kembali adanya aksi jual investor asing berpeluang menjadi tambahan katalis negatif di pasar," tulis CGS International Sekuritas dalam risetnya, Kamis (30/1/2025).

CGS International Sekuritas juga memperkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahannya dengan kisaran support pada level 7.110-7.055 dan resistance pada level 7.220-7.280.

Riset tersebut juga menjelaskan pada perdagangan kemarin, indeks di bursa Wall Street ditutup melemah seiring keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, sentimen juga datang dari berlanjutnya tekanan jual pada saham Nvidia.

Tekanan tersebut terjadi setelah munculnya pemberitaan Bloomberg terkait wacana pengurangan penjualan Chip ke China. Wacana tersebut menyeruak setelah munculnya DeepSeek, pesaing ChatGPT.

Dalam pertemuan pertamanya tahun ini The Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 4,50% karena kondisi pasar tenaga kerja yang solid dan inflasi yang cenderung susah untuk turun.

Sementara itu, Gubernur The Fed Jerome Powell juga menegaskan belum ada pertemuan/komunikasi dengan presiden Donald Trump sejak pelantikannya pada 20 Januari 2025.

Seperti diketahui sebelumnya dalam forum ekonomi dunia di Davos Donald Trump akan meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper