Bisnis.com, JAKARTA — Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) akan berdampak tidak langsung terhadap saham-saham sektor ritel di dalam negeri.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan bahwa pelantikan Presiden AS biasanya akan berdampak terhadap ekspektasi pasar global.
Menurutnya, apabila kebijakan Trump nantinya berfokus pada peningkatan belanja domestik atau perdagangan internasional, maka dampaknya akan dirasakan oleh emiten sektor ritel yang memiliki eksposur terhadap perdagangan global.
"Dampaknya terhadap sektor ritel di Indonesia mungkin bersifat tidak langsung, lebih pada faktor eksternal seperti perubahan nilai tukar atau tarif impor," katanya, Senin (20/1/2025)
Sementara itu, Felix menyatakan bahwa saham sektor ritel di dalam negeri justru terkena dampak positif dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
"Bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman untuk konsumen berkurang, sehingga daya beli meningkat," ujarnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa emiten sektor ritel dapat memanfaatkan suku bunga yang lebih rendah tersebut untuk memperluas bisnis atau melakukan investasi baru.
Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi momentum bagi emiten sektor ritel untuk bertumbuh lebih pesat pada 2025.
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) secara resmi memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%, usai ditahan 6% sejak Oktober 2024.
Adapun pelantikan Presiden AS ke-60 Donald Trump dijadwalkan akan berlangsung di Gedung Kongres AS (US Capitol) dengan upacara pukul 12 siang waktu setempat, pada Senin (20/1/2025).
Pelantikan Trump Jilid II tersebut disinyalir akan berdampak terhadap pasar dan ekonomi global termasuk ke Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.