Bisnis.com, JAKARTA — PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyatakan bahwa pelemahan nilai rupiah yang terjadi saat ini berdampak terhadap impor alat kesehatan.
Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty mengatakan bahwa alat kesehatan perseroan masih impor dengan presentase di atas 90%.
"[Alat kesehatan] di atas 90% impor. Di dalam kontrak dengan vendor, harga tidak naik di 5 tahun kontrak, tetapi di dalamnya ada rentang kurs," katanya saat ditanyai awak media di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Dia menjelaskan bahwa apabila nilai tukar rupiah terus melemah dan mencapai Rp17.000 per dolar AS, maka biasanya perseroan bisa melakukan negosiasi. Apabila negosiasi tidak berhasil, maka perseroan akan mencari alat kesehatan ke global.
"Karena dilihat untuk Indonesia Prodia ini adalah terbesar [volume pembelian], meski ada kenaikan kurs, sejauh ini kami mendapat dukungan," tambahnya.
Untuk diketahui, mata uang rupiah melemah ke level Rp16.325 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat perdagangan ditutup, Rabu (15/1/2025). Rupiah ditutup melemah 55,5 poin atau 0,34% pada hari ini.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, pelemahan rupiah yang terjadi sejak awal 2025 yaitu melemah sebesar 0,79% secara year to date (ytd).
Rupiah kian melemah setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate menjadi 5,75% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 14 Januari sampai dengan 15 Januari 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.