Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin melanjutkan tren pelemahan dan merosot ke level terendah hampir dua bulan karena investor menjual aset berisiko menyusul kenaikan tajam imbal hasil obligasi.
Mengutip Bloomberg pada Selasa (14/1/2025), harga Bitcoin terpantau turun 5,3% menjadi US$89.329, atau level terendah sejak 18 November dan jauh di bawah rekor all time high US$108.316 yang dicapai pada Desember 2024 lalu. Aset kripto lainnya turun lebih banyak lagi, dengan Ether dan Solana turun sebanyak 10%.
Data tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat pekan lalu mendorong para pedagang untuk mengurangi taruhan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga lagi, memperburuk awal tahun 2025 yang sudah berombak.
"Awal tahun baru tidaklah mudah bagi pasar kripto," kata Alex Kuptsikevich, kepala analis pasar di FxPro. "Yang menambah kegelisahan adalah fakta bahwa momentum kenaikan minggu lalu gagal berkembang, hanya menarik para penjual."
Kuptsikevich menambahkan, harga terendah Bitcoin berikutnya mungkin akan berada di sekitar angka US$88.000 jika sentimen bearish menang, dengan kemungkinan penurunan cepat dari sana ke sekitar US$74.000.
Penurunan harga Bitcoin terjadi bahkan ketika MicroStrategy telah membeli aset kripto ini selama 10 minggu berturut-turut. Saham perusahaan perangkat lunak yang berubah menjadi perusahaan Bitcoin Treasury gadungan itu turun 3,2%.
Baca Juga
Menurut analis senior FX di InTouch Capital Markets, Piotr Matys, pola grafik yang disebut head and shoulders mungkin kini telah terbentuk untuk Bitcoin, yang mengindikasikan pembalikan tren dari wilayah bullish ke bearish.
"Karena US$91.600 dipandang sebagai level support utama, penembusan harga di bawah titik itu kini menunjukkan sinyal bearish teknis yang kuat untuk Bitcoin," kata Matys.
Debut instrumen exchange traded funds (ETF) di bursa AS yang terkait langsung dengan Bitcoin, bersama dengan dukungan terbuka Presiden terpilih Donald Trump untuk industri aset digital, mengangkat mata uang kripto ke rekor tertinggi tahun lalu.
Adapun, optimisme itu telah memudar pada 2025, dengan beberapa analis menyarankan bahwa pedagang menunggu kepastian setelah pelantikan Trump pada 20 Januari.