Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menguat, Saham GOTO, ADRO, hingga UNTR ke Zona Hijau

IHSG dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024). Saham-saham seperti GOTO, UNTR, hingga ADRO naik ke zona hijau sesaat usai pembukaan.
Petugas beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024). Saham-saham seperti GOTO, UNTR, hingga ADRO naik ke zona hijau sesaat setelah pembukaan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 7.140,19. IHSG sempat bergerak di rentang 7.136-7.151 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 82 saham menguat, 55 saham melemah, dan 808 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp11.999 triliun.

Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi salah satu saham yang naik ke zona hijau pagi ini dengan menguat 2,94% ke level Rp70 per saham. 

Lalu, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) juga tercatat menguat 0,81% ke level Rp3.730 per saham pagi ini. Demikian pula saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang naik 2,13% ke level Rp24.600 pagi ini.

Selain itu, saham BUMI menguat 0,65% ke Rp154, MEDC naik 5,16% ke level Rp1.120, dan saham ENRG menguat 3,05% ke level Rp270 per saham pagi ini.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan investor mengantisipasi hasil RDG BI pada Rabu (20/11/2024).

BI diyakini menahan suku bunga acuan di 6%, meski the Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps di awal November 2024. Keyakinan ini didasari oleh kecenderungan pelemahan nilai tukar Rupiah bersamaan dengan tren capital outflow dalam sebulan terakhir. 

"Pemicu utama dari kondisi ini adalah perubahan pandangan pasar terhadap arah kebijakan the Fed di 2025 yang diyakini less-aggressive," kata Valdy.

Di sisi lain, sentimen dari Eropa juga diyakini tidak banyak membantu. Pasalnya, ECB diyakini menahan suku bunga acuan di Desember 2024 seiring proyeksi kenaikan inflasi Euro Area di Oktober 2024 akibat kenaikan harga gas alam.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper