Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,53% atau 40,8 poin ke level 7.721,84 pada perdagangan Jumat (6/9/2024). Sejumlah saham seperti BBRI, LSIP milik Anthony Salim, hingga PTRO milik Prajogo Pangestu ditutup melesat ke zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini.
Level tersebut merupakan rekor tertinggi baru (all time high/ATH) IHSG setelah melampaui level tertinggi sebelumnya 7.694,53 pada akhir perdagangan Senin (2/9/2024).
Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 311 saham menguat, 281 saham melemah, dan 201 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.683,70-7.754,47. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp13.253 triliun.
Sebanyak 24,2 miliar saham diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp9,52 triliun.
Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menjadi salah satu saham dengan kenaikan tertinggi hari ini. Saham BBNI melesat 3,67% atau 200 poin ke level Rp5.650 per saham.
Selain itu, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik hingga 1,46% hari ini ke level Rp5.225. Selain itu, saham emiten emas PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) juga meningkat 2,11% ke level Rp10.900 per saham.
Selain BBNI, BBRI, dan AMMN, saham-saham lain juga terpantau menguat sore ini. Saham-saham tersebut adalah saham BMRI yang naik 1,05% ke level Rp7.250, saham LSIP milik konglomerat Anthony Salim yang naik 7,37% ke level Rp1.020, dan saham PTRO milik Prajogo Pangestu yang naik 3,41% ke level Rp13.650 per saham.
Sementara itu, beberapa saham tercatat melemah saat IHSG menguat hari ini. Saham-saham yang mengalami pelemahan tersebut antara lain saham UNTR turun 1,73%, saham ACES melemah 3,14%, dan saham ADRO turun 2,25%.
Sebelumnya Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan dari global, fokus pasar akan tertuju pada AS yang dijadwalkan akan merilis data Non-Farm Payrolls (NFP) dan klaim jumlah pengangguran di Jumat (6/9/2024).
Perhatian pasar juga akan tertuju pada estimasi ketiga GDP untuk kuartal kedua di kawasan Euro, yang diperkirakan akan tumbuh terbatas menjadi 0,60% YoY dari 0,50% YoY pada kuartal sebelumnya.
Dari dalam negeri, pasar menantikan rilis data cadangan devisa untuk Agustus. Sebagai informasi, cadangan devisa pada Juli sebesar US$145,40 miliar, yang setara dengan pembiayaan sekitar 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh melebihi standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.