Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wika Beton (WTON) Incar Kontrak Rp150 Miliar dari Proyek IKN

PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) membidik tambahan kontrak hingga Rp150 miliar dari proyek Ibu Kota Baru (IKN) Nusantara hingga akhir 2024.
Pekerja tengah mengangkut potongan terakhir slab track yang diproduksi oleh Wika Beton (WTON) pada Rabu (18/5/2022). WTON menargetkan teknologi ini dapat digunakan lebih lanjut pada proyek kereta lain di dalam maupun luar negeri./Istimewa
Pekerja tengah mengangkut potongan terakhir slab track yang diproduksi oleh Wika Beton (WTON) pada Rabu (18/5/2022). WTON menargetkan teknologi ini dapat digunakan lebih lanjut pada proyek kereta lain di dalam maupun luar negeri./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) membidik tambahan kontrak hingga Rp150 miliar dari proyek Ibu Kota Baru (IKN) Nusantara hingga akhir 2024. 

Manajemen Wika Beton menyampaikan proyek pembangunan IKN memberikan kontribusi pendapatan yang baik terhadap perseroan. 

Hingga 2024, WTON mendapatkan total omzet kontrak sekitar Rp650 miliar. Kontrak itu terdiri atas Rp350 miliar pada 2023 dan Rp300 miliar sepanjang Januari—Juni 2024. 

“Sampai akhir tahun nanti, perseroan masih akan menyasar sekitar Rp100 miliar—Rp150 miliar dari proyek IKN yang dibiayai oleh APBN,” tulisnya dalam laporan Pubex Live 2024, dikutip Rabu (4/9/2024). 

Pada tahun ini, WTON membidik kontrak senilai Rp7,48 triliun. Perseroan mengincar kenaikan perolehan kontrak pada 2025 di kisaran Rp7,5 triliun—Rp8 triliun. 

Menurut manajemen WTON, kepastian nilai target kontrak 2025 akan diputuskan pada Desember tahun ini. 

“Perseroan tetap optimistis dengan pencapaian target kontrak tahun depan karena perolehan kontrak perseroan bersumber dari APBN sebesar 28% pada 2024, sedangkan porsi pelanggan swasta masih lebih besar,” jelasnya. 

Melansir Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp400,3 triliun untuk sektor infrastruktur. Meski cukup ekspansif, alokasi itu berkurang lebih dari Rp23 triliun dibandingkan dengan alokasi 2024 yang sebesar Rp423,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper