Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Bertenaga, Rupiah Dibuka Melemah Menuju Level 15.464

Rupiah dibuka melemah dan menyentuh level Rp15.464 pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (30/8/2024). Sementara itu indeks dolar terpantau perkasa.
Rupiah dibuka melemah dan menyentuh level Rp15.464 pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (30/8/2024). Sementara itu indeks dolar terpantau perkasa.
Rupiah dibuka melemah dan menyentuh level Rp15.464 pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (30/8/2024). Sementara itu indeks dolar terpantau perkasa.

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah dan menyentuh level Rp15.464 pada Jumat (30/8/2024). Pelemahan rupiah ini terjadi di tengah greenback yang mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 40 poin atau 0,26% menuju level Rp15.464 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS meningkat 0,04% ke posisi 101,38.

Sementara itu, mayoritas mata uang lain di Asia dibuka bervariasi. Won Korea mengalami pelemahan 0,15 %, yuan China sebesar 0,01%, sedangkan yen Jepang naik 0,16%. Adapun baht Thailand melemah 0,01%, sementar rupee India menguat 0,11% terhadap dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi Direktur mengatakan Bank Indonesia (BI) meyakini rupiah akan menguat di rentang Rp15.300-15.700 per dolar AS pada 2025.

Angka tersebut jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menargetkan nilai tukar rupiah tahun depan di level Rp16.100 per dolar AS.

Prediksi tersebut sesuai dengan kondisi fundamental RI saat ini, dengan asumsi tidak ada kondisi geopolitik atau kondisi lain yang bisa memberikan tekanan pada nilai tukar pada 2025.

“Harus diingat, kurs sebulan terakhir telah mengalami apresiasi, dan hari ini diperdagangkan sekitar Rp15.405 per dolar AS. Angka tersebut telah menguat hampir 5% dan penguatannya lebih baik jika dibandingkan sejumlah negara lain,” kata Ibrahim, Kamis (29/8/2024).

Dia mengatakan bahwa hingga akhir tahun ini, BI memprediksi nilai tukar bakal berada pada rentang Rp15.700-16.100 per dolar. BI optimistis kurs akan terus menguat, salah satunya karena cadangan devisa yang meningkat pada Juli mencapai US$145,4 miliar.

Perkiraan stabilisasi mata uang ini berdasarkan penilaian terhadap fundamental. Indikator pertama karena adanya penurunan suku bunga AS atau fed fund rate (FFR) tahun ini.

Indikator kedua adalah kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Lalu, imbal hasil SBN dan SRBI terus menarik. FFR diperkirakan akan dipangkas dua kali pada tahun ini.

Adapun terkait dengan proyeksi rupiah dari Kementerian Keuangan, Ibrahim mengatakan bahwa hal itu seiring volatilitas global yang masih membayangi perekonomian RI. Oleh karena itu prediksi nilai tukar justru mengalami koreksi.

Padahal, secara month-to-date terjadi rupiah terapresiasi 5% sehingga saat ini nilai tukar berada di bawah Rp16.000. Menurutnya, target tersebut merupakan bentuk kehati-hatian pemerintah.

Seiring dengan hal tersebut, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.350-Rp15.460 pada Jumat (30/8).

___________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper