Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas hingga Bitcoin Lesu, Sentimen The Fed Mulai Pudar?

Gerak harga sejumlah komoditas seperti emas dan Bitcoin mulai mengendur usai mencatat reli yang didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Aprianto Cahyo Nugroho,Lorenzo Anugrah Mahardhika
Rabu, 28 Agustus 2024 | 10:30
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – Gerak sejumlah komoditas seperti emas dan Bitcoin mulai mengendur usai mencatat reli penguatan yang didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral AS Federal Reserve bulan depan.

Melansir Bloomberg, Rabu (28/8/2024), harga emas menghentikan reli penguatan dua hari berturut-turut karena pelaku pasar menantikan data inflasi AS yang akan memberikan petunjuk mengenai jalur pemangkasan suku bunga The Fed.

Harga emas di pasar spot terpantau melemah0,43% atau 10,76 poin ke level US$2.513,88 per troy ounce pada pukul 10.25 WIB. Sementara itu, harga emas berjangkla Comex melemah 0,125r ke level US$2.549,90 per troy ounce.

Emas turun tipis setelah Presiden Fed Bank of San Francisco Mary Daly menggaungkan sikap Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu dengan mengatakan dia yakin sudah tepat bagi bank sentral AS untuk mulai menurunkan suku bunga.

Namun investor kini menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diperkirakan akan menunjukkan tingkat inflasi inti turun menjadi 2,1%, sedikit di atas target bank sentral sebesar 2%.

Emas telah melonjak lebih dari 25% sepanjang tahun ini, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan pembelian yang kuat oleh bank-bank sentral. Logam mulia ini juga telah didukung oleh permintaan untuk aset-aset safe haven di tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Ukraina.

Minyak Mentah

Harga minyak mentah kembali menguat setelah ditutup melemah sekitar 2% pada perdagangan Selasa (27/8/2024) di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di AS dan China dapat mengurangi permintaan energi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent menguat 0,14% ke US$79,6 per barel setelah ditutup melemah 2,3% pada perdagangan Selasa. Adapun minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,17% ke US$75,66 per barel setelah ditutup merosot 2,4%.

"Penurunan harga hari ini (Selasa), meskipun signifikan, masih berada dalam kisaran normal dan pantas dikoreksi menyusul kenaikan substansial US$6 per barel selama tiga hari," analis di perusahaan penasihat energi Ritterbusch and Associates seperti dikutip Reuters.

Di AS, kepercayaan konsumen naik ke level tertinggi dalam enam bulan pada bulan Agustus, namun masyarakat Amerika menjadi lebih cemas mengenai pasar tenaga kerja setelah tingkat pengangguran melonjak mendekati level tertinggi dalam tiga tahun sebesar 4,3% pada bulan lalu.

Peningkatan pengangguran tersebut membantu meningkatkan ekspektasi Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga bulan depan. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Bitcoin Cs

Sementara itu, harga aset kripto Bitcoin membukukan penurunan terbesar sejak gejolak yang melanda pasar global pada awal Agustus. Koreksi harga juga terjadi pada aset kripto lain seperti Ether.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (28/8), harga Bitcoin sempat anjlok lebih dari 6%, atau penurunan paling tajam sejak 5 Agustus lalu, sebelum bergerak di kisaran US$59,400.

Sementara itu, aset kripto Etherium juga sempat terkoreksi lebih dari 7% sebelum mengurangi sebagian pelemahan tersebut ke level US$2,463.

Token-token utama aset kripto mulai melepaskan sentimen yang mereka terima minggu lalu, yakni indikasi paling jelas dari Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell bahwa bank sentral AS sedang dalam jalur untuk memangkas suku bunga acuan dari level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.

“Kami pada dasarnya memperhitungkan sentimen The Fed pada seluruh aset, yang membuat pelemahan Bitcoin di bawah harga rata-rata pergerakan 200 hari token tersebut sedikit mengkhawatirkan,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia Pty, dikutip dari Bloomberg.

Pelaku pasar sedang menunggu hasil terbaru dari Nvidia Corp., perusahaan yang memimpin dalam sektor kecerdasan buatan yang telah membantu mendorong saham global ke rekor tertinggi. Laporan yang akan dirilis Rabu nanti mungkin membentuk selera investor terhadap investasi berisiko, termasuk Bitcoin, kata Sycamore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper