Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HUMI Ambil Komando Usaha Grup Humpuss, Saham Bisa Mengembang?

HUMI ambil alih bisnis Grup Humpuss usai HITS delisting. HUMI fokus ekspansi global dan tingkatkan pendapatan 20% tahun ini. Saham HUMI naik 34% YTD.
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) mendapatkan restu dari pemegang saham untuk go private dan delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam RUPSLB pada Senin (2/6/2025).
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) mendapatkan restu dari pemegang saham untuk go private dan delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam RUPSLB pada Senin (2/6/2025).

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah perusahaan terbuka yang terafiliasi dengan Grup Humpuss bakal berkurang usai emiten Tommy Soeharto PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) go private dan delisting dari lantai bursa.

Sesuai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 Juni 2025, penawaran untuk membeli saham dari para pemegang saham publik pun akan dilakukan melalui penawaran tender sukarela oleh PT Joyo Agung Permata (JAP).

"Dengan harga penawaran sebesar Rp330 per saham sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 45 Tahun 2024," kata Direktur HITS, Indra Yurana Sugiarto dalam agenda investor gathering di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Usai jadi perusahaan tertutup, Indra mengatakan ke depan banyak aktivitas bisnis inti dijalankan melalui anak usaha HITS, PT Humpuss Maritim Tbk. (HUMI).

Dengan delisting saham HITS, kini jumlah perusahaan terbuka di dalam Grup Humpuss hanya menyisakan HUMI dan PT GTS Internasional Tbk. (GTSI).

Adapun, HITS merupakan induk usaha HUMI dengan kepemilikan sebesar 76,50%. Di bawah HUMI, ada GTSI yang 84,79% sahamnya digenggam HUMI.

Koordinator pelaksana go private dan delisting HITS Irsyad Alim Chaidir menjabarkan rencana ekspansi bisnis yang dilakukan HUMI beserta anak usahanya, mulai dari penambahan jumlah kapal, perluasan bisnis hulu ke hilir LNG, hingga ekspansi ke pasar global. Tahun ini, pendapatan HUMI ditargetkan tumbuh 20% secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan per semester I/2025, HUMI mencatat pendapatan operasional US$64,71 juta, meningkat 12,16% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$57,69 juta.

Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan jasa penyewaan kapal, khususnya di segmen kapal tanker minyak yang mencapai US$ 20,77 juta, meningkat 188,04% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 7,21 juta.

Sementara itu, laba bersih untuk periode tersebut mencapai US$5,58 juta, tumbuh sebesar 7,74% dibandingkan laba bersih tahun lalu sebesar US$5,18 juta.

Selanjutnya, total aset HUMI per 30 Juni 2025 tercatat sebesar US$327,65 juta, meningkat 18,75% dibandingkan periode yang sama di 2024 sebesar US$275,92 juta. Total liabilitas HUMI juga meningkat sebesar 38,60% dari US$108,17 juta menjadi US$149,92 juta. Sedangkan, total ekuitas HUMI meningkat sebesar 5,95% dari US$167,75 juta menjadi US$177,73 juta.

Sedangkan untuk kinerja saham, dalam perdagangan hari ini, Kamis (14/8/2025) pukul 13.56 WIB harga HUMI meningkat 1,52% ke posisi Rp67 per saham, sedangkan secara year to date telah melesat 34%. Kapitalisasi pasar HUMI mencapai Rp1,20 triliun.

Irsyad bilang, pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan investor HITS bila mengalihkan portofolio mereka ke HUMI.

"Kami dari sisi perusahaan hanya bisa tawarkan bahwa kami saat ini punya tiga program. Pertama, adalah mengembangkan fundamental. Lalu kita ada perubahan-perubahan [penambahan] struktur kapal. Ketiga, kita ada pendekatan investor," ungkapnya.

Irsyad mengatakan basis pasar HUMI yang selama ini berada di dalam skala domestik tidak terdampak oleh eskalasi geopolitik yang meningkat, terbukti dengan kinerja fundamental yang tumbuh positif. 

Dengan rencana ekspansi bisnis yang sudah disusun HUMI, plus kinerja fundamental yang positif dan upaya perusahaan meyakinkan investor, Irsyad berharap kinerja saham HUMI juga dapat bertumbuh.

"Kami bercita-cita. Memang informasi terkait kami memang cukup kurang, sangat kurang. Tapi kalau lihat laporan keuangan, saya percaya diri banget dengan fundamental kami," pungkasnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro