Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manulife Aset Prediksi IHSG Mampu Sentuh Level 7.800, Apa Katalisnya?

IHSG diprediksi Manulife Aset Manajemen Indonesia dapat menyentuh level 7.800 hingga akhir tahun ini. Apa saja faktor pendorongnya?
Director & Chief Investment Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Fixed Income Ezra Nazula (kiri) memberikan pemaparan disaksikan Direktur Pemberitaan & Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat media visit di redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (4/6/2024). /Bisnis-Eusobio Chrysnamurti.
Director & Chief Investment Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Fixed Income Ezra Nazula (kiri) memberikan pemaparan disaksikan Direktur Pemberitaan & Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat media visit di redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (4/6/2024). /Bisnis-Eusobio Chrysnamurti.

Bisnis.com, JAKARTA - Manulife Aset Manajemen Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 7.800 hingga akhir tahun ini. Proyeksi itu mencerminkan potensi upside 4,89% dari level penutupan Rabu (14/8/2024) di posisi 7.436.  

Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan terdapat faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi IHSG sepanjang tahun ini.

"IHSG akhir tahun diperkirakan ada di 7.800, ini berdasarkan valuasi saham dan juga pertumbuhan laba emiten," katanya, Rabu (14/8/2024). 

Faktor eksternal yang paling disoroti ialah perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed.

"Fokus The Fed saat ini tidak lagi hanya mengedepankan inflasi, tetapi juga The Fed sangat memperhatikan kondisi ekonomi dan pertumbuhan yang ada sehingga ini bisa juga memitigasi risiko potensi resesi di Amerika Serikat," ujarnya.

MAMI menilai The Fed dalam rapat FOMC pada Juli telah mengindikasikan potensi pemangkasan suku bunga pada September semakin terbuka.

Secara eksplisit, The Fed juga mulai memperhatikan risiko pelemahan sektor tenaga kerja dan menyatakan ke depannya akan memberikan fokus yang seimbang antara faktor inflasi dan sektor tenaga kerja.

Dia menambahkan perubahan ekspektasi The Fed itu membuat tekanan terhadap rupiah mulai reda. Investor asing mulai mencatat pembelian bersih di pasar saham dan obligasi.

Selain itu, tensi geopolitik juga menjadi sorotan karena berisiko menimbulkan gangguan rantai pasok global hingga volatilitas harga komoditas. 

Dari dalam negeri, lanjutnya, pelaku pasar menunggu penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 yang akan dipaparkan pemerintah pada 16 Agustus 2024. Poin penting yang ditunggu ialah terkait dengan target defisit RAPBN. 

Risiko kenaikan target defisit APBN dari 2,3% ke level 2,7% juga disebut menimbulkan risiko di pasar keuangan Indonesia. 

"Selama ini, kita mendengar komitmen bahwa defisit 3% dari PDB, itu target batas atasnya, itu masih tetap akan dipertahankan dan juga diperhatikan sekali bagaimana kebijakan fiskal ke depannya," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Investment Officer Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma mengatakan bahwa ada beberapa sektor yang bisa jadi pertimbangan bagi para investor dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut a.l. sektor finansial, telekomunikasi (operator maupun menara), dan konsumer.  

"Sektor finansial, terutama perbankan big caps, berpotensi diuntungkan oleh arus dana asing. Selain itu, likuiditas perbankan juga mulai terlihat stabil," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper