Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mencatatkan pembengkakan rugi menjadi US$47,46 juta atau setara Rp778,12 miliar sepanjang semester I/2024. Bagaimana pengaruh rupiah terhadap kinerja bisnis perseroan?
Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Suryandi mengatakan pada semester I/2024, rupiah memang sedang dalam tren melemah. Rupiah mulai tembus level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). "Namun, dampak ke kinerja keuangan tidak signifikan," katanya setelah acara Bisnis Indonesia Forum (BIF), Jumat (9/8/2024).
Saat tren pelemahan rupiah, TPIA pun mengimbanginya dengan prudent financial management.
Menurutnya, faktor yang mendorong kinerja jeblok perseroan pada semester I/2024 adalah margin produk yang turun. "Itu jauh signifikan daripada perubahan kurs," ujar Suryandi.
Turunnya margin produk TPIA juga dipengaruhi oleh besarnya impor produk petrokimia, terutama dari China. Alhasil, produksi TPIA tidak bisa maksimal karena pasar sudah dijejali impor.
Adapun, saat ini rupiah telah mengalami tren penguatan dan mulai menyentuh level Rp15.000. Ia mengatakan penguatan rupiah bisa membawa sentimen positif terhadap industri.
Baca Juga
"Namun, dari sisi kami, dampaknya tidak terlalu tinggi. Justru yang penting itu pengendalian impor. Impornya banyak. Harga impornya dumping, miring," tutur Suryandi.
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai lepas dari level Rp16.000 pada pekan ini. Rupiah ditutup menguat ke level Rp15.893 pada perdagangan kemarin, Kamis (8/8/2024).
Hari ini, Jumat (9/8/2024), mata uang rupiah ditutup melemah, namun masih lepas dari level Rp16.000, yakni ke posisi Rp15.924,5 per dolar AS.