Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Barito Pacific, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) menghabiskan belanja modal senilai US$158,6 juta sepanjang semester I/2024.
Nilai tersebut hampir empat kali lipat dari realisasi capital expenditure (capex) TPIA yang tercatat sebesar US$40,9 juta pada 6 bulan pertama 2023.
Berdasarkan catatan Bisnis, TPIA mengalokasikan capex senilai US$400 juta pada tahun ini. Jumlah itu sebagian besar disiapkan untuk membiayai proyek pembangunan chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC). Sekitar US$300 juta dari alokasi capex TPIA untuk memulai pembangunan pabrik CA-EDC pada tahun ini.
TPIA mencatat kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada paruh pertama 2024 mencapai sebesar US23,5 juta. Jumlah itu menyusut dibandingkan dengan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar US$463,2 juta pada semester I/2023.
Penurunan itu terutama disebabkan investasi modal melalui akuisisi anak perusahaan dan asosiasi serta penempatan pada deposito berjangka pada semester I/2023.
Dalam keterangan resminya, Direktur Chandra Asri Group Suryandi mengatakan TPIA terus fokus dan melaksanakan strategi kami untuk mencapai pertumbuhan eksponensial dan berkelanjutan.
Per 30 Juni 2024, lanjutnya, Chandra Asri Group mempertahankan liquidity pool yang kuat sebesar US$2,2 miliar. Nilai tersebut terdiri atas kas dan setara kas sebesar US$1,1 miliar, surat berharga senilai US$0,9 miliar, dan available committed revolving credit facilities sebesar US$0,2 milliar.
Sebelumnya, Manajemen Chandra Asri Pacific menyampaikan perseroan telah menggunakan opsi greenshoe dalam fasilitas pinjaman sindikasi berjangka terkait keberlanjutan setara US$600 juta yang diteken pada 24 Mei 2024. Fasilitas itu telah ditingkatkan menjadi setara dengan US$800 juta.
“Setelah mendapat respons positif dan permintaan tinggi atas fasilitas tersebut dari pasar perbankan,” tulis Manajemen Chandra Asri Pacific.
Manajemen emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu itu menjelaskan bahwa fasilitas tersebut disediakan oleh sejumlah mitra perbankan dari berbagai negara termasuk Indonesia, Singapura, dan Thailand. Dalam aksi korporasi itu, perseroan bermitra dengan OCBC sebagai bank penasihat dan Mandated Lead Arranger, Underwriter, dan Bookrunner (MLAUB) dan didukung oleh sejumlah lembaga keuangan seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).
Pinjaman itu ditujukan untuk mendukung proyek-proyek ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan dan sosial guna mendukung pertumbuhan perusahaan, yang akan memperkuat kepemimpinan Chandra Asri Group di sektor kimia dan infrastruktur.
“Chandra Asri Group juga mencatatkan EBITDA positif sebesar US$18,0 juta pada semester I/2024,” imbuhnya.