Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Emiten Big Caps pada Semester II/2024

Analis melihat prospek emiten-emiten big caps masih cukup menarik sampai akhir tahun 2024.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (10/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (10/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak sembilan emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo atau big caps telah melaporkan kinerja keuangannya untuk semester I/2024. Bagaimana prospek bagi emiten-emiten tersebut sampai akhir 2024?

Berdasarkan catatan Bisnis, dari 10 emiten big caps, sebanyak empat emiten mengalami penurunan laba bersih, dengan lima emiten mengalami peningkatan laba bersih. Sementara itu, satu emiten yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) diketahui belum melaporkan kinerja keuangannya untuk semester I/2024. 

Pertumbuhan laba bersih tertinggi pasa semester I/2024 diraih oleh PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN). AMMN membukukan kenaikan laba bersih hingga 300,03%, menjadi sebesar US$475,24 juta atau setara Rp7,79 triliun (kurs Jisdor Rp16.394 per 30 Juni 2024).

Di sisi lain, emiten dengan penurunan kinerja terdalam dicetak oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA). TPIA mencetak rugi bersih sebesar Rp778,12 miliar. Rugi bersih ini membengkak hingga hampir 8.000% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan secara prospeknya, emiten-emiten berkapitalisasi pasar besar masih cukup menarik dengan kinerja keuangan yang diperkirakan akan tumbuh semakin progresif di kuartal selanjutnya. 

Di sisi lain, menurutnya pasar menantikan kondisi makro dan politik yang stabil dan berkesinambungan. Nafan menuturkan investor masih menantikan pelantikan presiden baru dan penentuan kabinet yang nantinya akan membantu kerja presiden baru. 

Selain itu, lanjutnya, pasar juga menantikan statemen dari Presiden Jokowi pada sidang di DPR-MPR. Menurutnya, pada sidang tersebut akan dijelaskan kebijakan-kebijakan seperti kebijakan luar negeri, ekonomi, hingga pertahanan dan keamanan nasional.

"Katalis selanjutnya itu dinamika suku bunga bank sentral, dengan bank sentral dari negara-negara maju yang telah menerapkan pelonggaran moneternya," ujar Nafan, Jumat (2/8/2024). 

Di sisi lain, dinamika politik luar negeri seperti pemilihan presiden AS juga diperkirakan Nafan akan berpengaruh terhadap pergerakan pasar.

Nafan melanjutkan investor yang berminat untuk masuk ke emiten-emiten big caps dapat mulai melakukan aksi buy on weakness. Beberapa sektor yang menurutnya masih menarik untuk dicermati pada semester II/2024 adalah finansial, infrastruktur, properti, industri, hingga consumer cyclicals.

---------------------------- 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper