Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/7/2024). Mayoritas saham dengan kapitalisasi pasar jumbo juga bergerak turun pada perdagangan pagi ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pukul 09.00 WIB, IHSG bergerak turun 0,23% ke posisi 7.293. Selama lima menit perdagangan, IHSG bergerak di rentang 7,285 hingga 7.321.
Sebanyak 141 saham naik, 160 saham turun dan 219 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.377,30 triliun.
Sejumlah saham big caps terpantau bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Saham Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjadi yang terlemah dengan turun 1,44% ke posisi Rp8.575 per saham.
Kemudian saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang berada di level 6.475 per saham atau turun 1,15% disusul saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang melemah 1,11% ke level Rp11.125 per saham.
Saham big caps lain yang melemah adalah TLKM, ASII, BBCA, BYAN, BBNI dan BBRI. Hanya PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang mampu hijau dengan naik 0,52% pagi ini.
Baca Juga
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan IHSG berpeluang uji resistance level 7.350-7.380 pada hari ini.
“Secara teknikal, IHSG Kembali menguat di Kamis pasca coba tutup gap ke 7200 di Rabu (17/7). Dengan penguatan tersebut, IHSG terindikasi Kembali ke bullish trend yang ditunjukan oleh penyempitan negative slope pada MACD,” kata dia dalam riset harian, Jumat (19/7/2024).
Saham-saham bank, khususnya bank berkapitalisasi besar menjadi movers utama IHSG di Kamis seiring stabilisasi nilai tukar Rupiah di Bawah Rp16.200 per dolar AS sampai Kamis (18/7) sore.
Kondisi tersebut dipicu oleh keyakinan pasar terhadap pemangkasan the Fed Rate di September 2024. CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan sebesar 91,7% pada periode tersebut.
Masih terkait kebijakan moneter, pasar merespon keputusan ECB terbaru. ECB kembali menahan suku bunga acuan di level 4,25% meski terdapat indikasi perlambatan aktivitas ekonomi di Euro Area dalam 2 bulan terakhir.
Laju penurunan inflasi yang belum konsisten tampaknya menjadi salah satu penghambat ECB melanjutkan pemangkasan suku bunga acuannya.
--------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.