Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Hartadinata Abadi (HRTA) Naik ke Rp8,24 Triliun Semester I/2024

Hartadinata Abadi (HRTA) mencatatkan kenaikan penjualan menjadi Rp8,24 triliun sepanjang semester I/2024.
Ferryadi Hartadinata founder Hartadinata/hartadinata
Ferryadi Hartadinata founder Hartadinata/hartadinata

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) mencatatkan kenaikan penjualan menjadi Rp8,24 triliun sepanjang semester I/2024. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, emiten perhiasan ini membukukan kenaikan penjualan sebesar 33,45% menjadi Rp8,24 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,17 triliun. 

Penjualan tersebut didominasi oleh penjualan perhiasan dan logam mulia baik grosir maupun toko sebesar Rp8,20 triliun. Kemudian pendapatan dari penjualan dengan rekanan, pendapatan jasa pemurnian emas serta bunga pinjaman administrasi dari usaha gadai sebesar Rp41,29 triliun. 

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok ikut meningkat menjadi sebesar Rp7,72 triliun lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,67 triliun. 

Alhasil laba kotor tercatat sebesar Rp518,92 miliar, lebih tinggi 2,96% dibandingkan periode semester I/2023 yang sebesar Rp501,99 miliar. 

Setelah diakumulasikan dengan biaya dan pendapatan lainnya, HRTA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp205,62 miliar, naik 10,68% dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp185,10 miliar. 

Adapun HRTA membukukan total liabilitas sebesar Rp3,11 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode akhir 2023 sebesar Rp3,05 triliun. Rinciannya liabilitas jangka panjang sebesar Rp828,18 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp2,28 triliun. 

Sementara itu, HRTA membukukan total ekuitas per Juni 2024 sebesar Rp2,10 triliun, meningkat dari posisi akhir 2023 sebesar Rp1,97 triliun. Sementara total aset tercatat sebesar Rp5,22 triliun. 
------------------ 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper