Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cara Menghitung Dividen Saham untuk Investor Pemula, Mudah!

Investor pemula dapat menghitung dividen saham dan dividen yield dengan mudah. Berikut cara menghitung dividen saham selengkapnya.
Cara menghitung dividen saham untuk pemula. Ilustrasi gerak saham. / Freepik
Cara menghitung dividen saham untuk pemula. Ilustrasi gerak saham. / Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Dividen menjadi salah satu incaran investor ketika mengoleksi saham, terutama saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan prospek baik. Berikut cara menghitung dividen saham dengan mudah sebagai panduan untuk investasi yang menguntungkan.

Dalam investasi saham, potensi keuntungan dapat muncul dari dua hal, yakni capital gain dan dividen. Sederhananya, capital gain adalah keuntungan dari kenaikan harga saham atau keuntungan dari selisih harga beli dan jual, yakni ketika investor membeli saham di harga rendah dan menjualnya di harga lebih tinggi.

Misalnya, Andi membeli saham X di harga Rp1.000 per lembar pada tahun lalu, sehingga dia mengeluarkan Rp1 juta saat membeli 10 lot atau 1.000 lembar saham X. Setelah setahun, rupanya harga saham X bergerak naik.

Hari ini, Andi menjual saham X dengan harga Rp1.200, dari penjualan 1.000 lembar saham itu Andi memperoleh uang Rp1,2 juta. Artinya, Andi mendapatkan capital gain 20% atau keuntungan Rp200.000 dari modal awalnya membeli saham X.

Keuntungan lainnya bisa berasal dari dividen. Misalnya, emiten X itu membagikan dividen Rp50 per lembar kepada setiap pemegang sahamnya.

Andi yang memiliki 1.000 lembar saham X pun mendapatkan dividen Rp50.000 dari perusahaan tersebut.

Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa dividen menjadi keuntungan yang turut diincar investor saham. Lantas, apa itu dividen?

Arti Dividen

Berdasarkan penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI), dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah adanya persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Emiten atau perusahaan terbuka, yakni perusahaan yang tercatat di bursa efek, dapat membagikan dua jenis dividen, yakni dividen tunai dan dividen saham.

Dividen tunai adalah pemberian uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu dari emiten kepada investor untuk setiap saham yang mereka miliki, seperti dalam contoh di atas ketika Andi mendapatkan dividen dari saham X.

Sementara itu, dividen saham adalah pemberian sejumlah saham kepada investor, sehingga kepemilikan saham sang investor bertambah setelah pembagian dividen itu.

Cara Mendapatkan Dividen Saham

Investor yang ingin mendapatkan dividen harus memegang saham dalam waktu tertentu. Investor yang memegang saham dalam waktu lama pun berpeluang untuk mendapatkan dividen secara rutin.

Untuk mendapatkan dividen, investor harus tercatat masih memiliki saham pada saat cum date. Apa itu cum date?

Cumulative date atau cum date adalah tanggal yang menentukan siapa saja investor yang berhak mendapatkan dividen dari sebuah emiten. Investor yang memegang saham selama hari cum date berhak mendapatkan dividen, tetapi apabila pembelian setelah melewati jadwal cum date maka tidak ada hak untuk mendapatkan dividen.

Misalnya, emiten X menetapkan bahwa cum date jatuh pada Kamis (27/6/2024). Apabila Andi tetap memiliki saham X sampai penutupan perdagangan saham Kamis (27/6/2024), maka Andi berhak mendapatkan dividen dari saham X.

Lain halnya, apabila Andi baru membeli saham X pada Jumat (28/6/2024), maka dia tidak berhak mendapatkan dividen dari saham X.

Namun demikian, perlu dicatat, tidak semua emiten atau perusahaan membagikan dividen, karena bergantung pada kondisi keuangan perusahaan dan keputusan RUPS. Biasanya, perusahaan yang rugi atau kondisi keuangannya sulit tidak membagikan dividen, tetapi emiten yang profit dan memiliki prospek baik kerap rajin membagikan dividen agar sahamnya menarik bagi investor.

Cara Menghitung Dividen

Setiap investor, baik mereka yang sudah berpengalaman maupun investor pemula dapat menghitung dividen dengan mudah. Untuk menghitungnya, investor dapat mengumpulkan sejumlah informasi terlebih dahulu yang biasanya muncul dari RUPS atau pengumuman perusahaan.

Pertama, investor perlu mengetahui rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR), yaitu persentase dari keuntungan yang diperoleh perusahaan dan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai.

Misalnya, emiten Z mengumumkan bahwa akan membagikan 50% laba bersihnya sebagai dividen. Artinya, dividend payout ratio atau DPR saham Z adalah 50%.

Setelah itu, investor dapat mengetahui total lembar saham yang dimiliki investor alias outstanding shares. Informasi outstanding shares diperlukan untuk menghitung berapa dividen yang diperoleh dari setiap lembar saham.

Contoh Hitungan Dividen Saham

Emiten Z memiliki 100 juta lembar saham, dengan rincian 50 juta lembar dipegang oleh Tuan Arief sebagai pemilik perusahaan dan pemegang saham pengendali, 20 juta lembar milik PT XYZ, dan 30 juta lembar milik masyarakat atau saham yang diperdagangkan di bursa efek.

Artinya, outstanding shares saham Z adalah 100 juta lembar.

Emiten Z mengumumkan bahwa memperoleh laba senilai Rp2 miliar dan akan membagikan Rp1 miliar di antaranya sebagai dividen. Artinya, dividend payout ratio (DPR) saham Z adalah 50%.

Dengan itu, cara menghitung dividen per saham adalah:

(Laba bersih x DPR) : outstanding shares
= (Rp2 miliar x 50%) : 100 juta
= Rp1 miliar : 100 juta
= Rp10

Diperoleh bahwa dividen saham Z adalah Rp10 per lembar.

Apabila seorang investor memiliki 1 lot saham Z saat cum date, maka dia berhak memperoleh dividen senilai Rp1.000.

Cara Hitung Dividen Yield

Untuk mengetahui besaran dividend yield, investor dapat membandingkan nilai dividen per lembar saham dengan harga saham yang dimiliki. Hal itu dapat menjadi ukuran berapa persen keuntungan yang diperoleh dari investasi saham.

Misalnya, saham Z di atas membagikan dividen Rp10 per lembar. Andi tercatat membeli saham Z saat harganya Rp200 per lembar, maka begini cara menghitung dividend yield:

Dividen : harga saham per lembar
= 10 : 200
= 0,05
= 5%

Maka, dividend yield saham Z adalah 5%.

Dividend yield juga dapat menjadi indikator menariknya suatu saham. Yakni, semakin besar dividend yield maka semakin besar peluang keuntungan saat mengoleksi saham tersebut.

Keuntungan investasi saham bisa berasal dari capital gain maupun dividend yield sekaligus. Misalnya, Andi membeli saham Z di harga Rp200 dan memperoleh dividend yield 5%, tetapi saat ini harga saham Z sudah naik ke Rp220, maka Andi juga memiliki potensi capital gain 10% apabila menjual saham itu.

Itu adalah penjelasan mengenai cara menghitung dividen saham dan cara hitung dividen yield dengan mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper