Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen ban portofolio investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) mencatatkan kinerja cemerang sepanjang semester I/2024 usai membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada Januari 2024 hingga Juni 2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Selasa (30/7/2024), Gajah Tunggal membukukan pendapatan Rp8,54 triliun pada semester I/2024. Realisasi itu naik 5,33% dari Rp8,11 triliun periode yang sama tahun lalu.
Di tengah kenaikan pendapatan, beban pokok GJTL tercatat juga mengalami peningkatan tipis 0,50% dari Rp6,59 triliun per akhir Juni 2023 menjadi Rp6,63 triliun pada kuartal II/2024. Alhasil, laba kotor naik dari Rp1,51 triliun Semester I/2023 menjadi Rp1,91 triliun pada Januari 2024 hingga Juni 2024.
Tercatat, penjualan kepada pihak ketiga lokal masih menjadi kontributor utama pendapatan Gajah Tunggal pada semester I/2024 dengan kenaikan kontribusi dari Rp7,37 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp7,65 triliun.
Gajah Tunggal membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp577,15 miliar pada semester I/2024. Pencapaian itu mencerminkan pertumbuhan 63,55% dari Rp352,88 miliar periode Januari 2023 hingga Juni 2023.
Adapun, Lo Kheng Hong masih menjadi salah satu pemegang saham GJTL dengan kepemilikan terbesar. Pak Lo memegang 181,18 juta lembar atau setara dengan 5,19% hingga akhir Juni 2024.
Baca Juga
Gajah Tunggal mampu melanjutkan tren kinerja positif pada tahun buku 2023.
GJTL meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,18 triliun, atau berbalik dari rugi Rp181,38 miliar yang diraih pada 2022. Adapun laba per saham juga naik dari –52 menjadi 339.
Sepanjang tahun lalu, GJTL membukukan penjualan bersih sebesar Rp16,97 triliun. Perolehan tersebut melemah 1,16% year-on-year (YoY) dibandingkan 2022 yang meraih Rp17,17 triliun.
Perinciannya, penjualan kepada pihak berelasi mencapai Rp2,04 triliun atau turun 27,16% secara tahunan. Selain itu, kinerja penjualan kepada pihak ketiga sebesar Rp15,19 triliun, meningkat 4,27% YoY. Capaian ini kemudian dikurangi dengan insentif kinerja senilai Rp265,99 miliar.
Meski penjualan menurun, emiten favorit Lo Kheng Hong ini mampu menekan beban pokok penjualan hingga 10,66% secara tahunan menjadi Rp13,23 triliun. Alhasil, laba kotor yang diakumulasikan perseroan sepanjang 2023 sebesar Rp3,73 triliun, melesat 58,70% YoY.