Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Harga Terbaru Saham AUTO & DRMA usai Rilis Lapkeu Semester I/2024

Konsensus analis sematkan pandangan optimistis untuk saham AUTO & DRMA usai rilis kinerja semester I/2024.
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dan Grup Triputra, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) mendapatkan pandangan positif dari konsensus analis setelah rilis laporan keuangan semester I/2024.

Berdasarkan data konsensus analis Bloomberg per Senin (29/7/2024), sebanyak 10 analis dari berbagai perusahaan sekuritas yang mengulas saham AUTO menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham AUTO berada di level Rp2.911 dalam 12 bulan ke depan, dengan potensi return sebesar 26% dari harga terakhir Rp2.310 per saham.

Senada, sebanyak 10 analis atau 100% juga merekomendasikan beli saham DRMA usai rilis laporan keuangan. Saham DRMA memiliki target harga di level Rp1.442 per saham, yang mencerminkan return 44,9% dari harga terakhir Rp995 per saham pada Senin (29/7).

Adapun, sejumlah perusahaan sekuritas yang merekomendasikan beli saham AUTO dan DRMA di antaranya yaitu Mandiri Sekuritas, Yuanta Investment, Mirae Asset Sekuritas, Panin Sekuritas, hingga Trimegah Sekuritas.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (30/7/2024) pukul 10.10 WIB, saham DRMA naik 0,50% ke posisi Rp1.000 per saham. Namun, secara year-to-date (YtD) saham DRMA ambles 29,58%.

Pada saat yang sama, saham AUTO terkoreksi 2,60% ke posisi Rp2.250, usai menguat 10% pada perdagangan sesi sebelumnya. Secara YtD saham AUTO terkoreksi 4,66%.

Menilik valuasinya, saham DRMA memiliki price earning ratio (PER) sebesar 9,93 kali, sedangkan price to book value (PBV) 2,39 kali. Sementara itu, saham AUTO memiliki PER 5,35 kali, dan PBV 0,79 kali.

Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Michael Owen Kohana mengatakan Astra Otoparts (AUTO) mencatatkan laba bersih sebesar Rp539 miliar pada kuartal II/2024, atau naik 46,2% year-on-year (YoY).

"Hasil tersebut membuat laba bersih AUTO selama semester I/2024 menjadi Rp1,01 triliun atau naik 26% YoY, setara 55% dari estimasi 2024 dari konsensus," ujar Michael dalam riset dikutip Selasa (30/7/2024).

Menurutnya, laba bersih pada kuartal II/2024 didorong oleh keuntungan penjualan tanah sebesar Rp164 miliar. Dengan mengesampingkan keuntungan penjualan tanah tersebut, laba bersih inti (core net profit) menjadi Rp850 miliar atau naik 6% YoY, setara 46% dari estimasi konsensus tahun ini.

Adapun, kinerja entitas asosiasi dan joint venture (JV) AUTO masih menopang kinerja keseluruhan meski tidak setinggi pada kuartal I/2024. Laba dari asosiasi dan JV tumbuh menjadi Rp196 miliar, atau naik 12,5% YoY.

Hal itu didorong kinerja Denso (+46% YoY) yang mengimbangi penurunan kinerja entitas lainnya, seperti GS Battery (-5,7% YoY), Kayaba Indonesia (-24,7% YoY), dan Akebono Brake Astra Indonesia (-29,3% YoY). Selama semester I, laba dari asosiasi dan JV AUTO masih tumbuh 8% YoY menjadi Rp449 miliar.

"Kinerja operasional AUTO berpotensi membaik pada semester II/2024, didukung oleh wacana pemberian kembali insentif PPnBM yang dapat membantu pemulihan pada sektor otomotif lebih cepat," jelasnya.

Beralih ke DRMA, emiten TP Rachmat itu membukukan laba bersih terkoreksi 31,46% secara YoY menjadi Rp237,06 miliar hingga 30 Juni 2024, dibanding periode sama 2023 sebesar Rp345,85 miliar.

Penurunan laba bersih DRMA sering turunnya penjualan bersih perseroan sebesar 6,75% YoY menjadi Rp2,55 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,74 triliun.

Menurut Michael, laba bersih DRMA di bawah ekspektasi, karena hanya setara 40% dari estimasi konsensus pada 2024. Dia juga menilai penurunan harga saham DRMA sebesar 22% pada Maret–Juni 2024 telah merefleksikan kinerja yang lemah ini.

"Wacana pemberian kembali insentif PPnBM perlu dimonitor oleh investor karena berpotensi mendorong pemulihan sektor otomotif agar lebih kuat. Hal ini dapat berdampak positif bagi kinerja DRMA pada semester II/2024," pungkasnya.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper