Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tipis sebesar 0,09% dari posisi 7.294 menjadi 7.288 selama periode 22 sampai 26 Juli 2024.
Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian sepekan sebesar 9,00% menjadi 17,972 miliar lembar saham dari 16,488 miliar lembar saham pada penutupan pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar Bursa turut mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,04% menjadi Rp12.362 triliun dari Rp12.358 triliun pada pekan sebelumnya.
Akan tetapi, rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami penurunan sebesar 11,41% menjadi Rp8,506 triliun dari Rp9,601 triliun pada pekan sebelumnya. Transaksi frekuensi harian Bursa selama sepekan ikut mengalami koreksi sebesar 0,92% menjadi 993.000 kali dari pekan lalu sebanyak 1 juta kali transaksi.
Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp366,69 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,46 triliun.
Adapun, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan potensi IHSG akan membentuk ATH baru dalam waktu dekat ini masih minim, karena rilis kinerja emiten diperkirakan cenderung melambat, khususnya dari emiten blue chip.
"Sehingga pasar kami perkirakan cenderung hold, ditambah juga pasca-pengunduran diri Joe Biden dalam pemilihan Presiden AS membuat potensi dolar AS kembali menguat," ujar Audi kepada Bisnis, Rabu (24/7/2024).
Baca Juga
Menilik data RTI Business, investor asing dalam sepekan terakhir mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp1,08 triliun. Menurut Audi, net buy asing ini terjadi usai pernyataan The Fed cenderung lebih melunak atau dovish, meski target inflasi 2% belum tercapai.
Audi juga memperkirakan aksi net buy asing masih berpotensi lanjut, investor akan mencari alternatif investasi yang memberikan return lebih tinggi di tengah penurunan suku bunga.
"Kami melihat rentang pergerakan IHSG dalam level support 7.225 dan resistance 7.375. Meski demikian, jika rilis kinerja semester I tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka kami memperkirakan IHSG dapat kembali melemah," pungkas Audi.
Head of Research InvestasiKu (Mega Capital Sekuritas) Cheril Tanuwijaya menambahkan pergerakan IHSG dalam jangka pendek ini akan lebih dipengaruhi oleh sentimen global, terutama FOMC The Fed pada pekan depan.
Menurutnya, meskipun pelaku pasar mayoritas melihat tidak ada perubahan suku bunga pada bulan ini, tetapi komentar dan proyeksi Ketua The Fed Jerome Powell akan sangat dicermati pasar.
"Jika komentar Powell semakin mendukung pemangkasan suku bunga, maka dengan adanya juga katalis laporan keuangan kuartal II/2024 akan membuat IHSG reli, bahkan bisa tembus all time high," ujar Cheril kepada Bisnis.
Menurutnya, investor asing juga melakukan net buy karena mulai memasuki semester II/2024, investor makin optimis akan pemangkasan suku bunga The Fed. Di antara indeks saham global, IHSG yang secara YtD return-nya masih konsolidasi minus dan secara valuasi relatif murah dibandingkan indeks saham lain yang sudah reli.
"FOMC pekan depan akan menjadi penentu utama arah IHSG, level support di 7.100, dan level resisten di 7.360," pungkas Cheril.