Bisnis.com, JAKARTA — PT KGI Sekuritas menyampaikan akan membawa empat perusahaan untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai akhir tahun ini. Empat perusahaan ini berasal dari berbagai macam sektor.
Presiden Direktu KGI Sekuritas Antony Kristanto menuturkan empat perusahaan yang akan dibawa melantai di bursa ini merupakan perusahaan beraset kecil ke menengah.
"Satu perusahaan di papan akselerasi, perusahaan kimia," ujar Antony di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Antony menuturkan pihaknya memilih untuk membawa IPO di semester II/2024 karena melihat pasar modal Indonesia berada dalam kondisi bersiap untuk bullish.
Antony melanjutkan kondisi bullish pada pasar modal Indonesia baru akan terjadi pada tahun 2025, karena pada 2024 banyak investor yang masih melakukan wait and see sampai pelantikan. Investor masih akan melihat kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru.
Sebagaimana diketahui, KGI Sekuritas pad tahun lalu membawa beberapa perusahaan melantai di BEI. Perusahaan-perusahaan tersebut seperti PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) dengan nilai emisi Rp65,25 miliar, hingga PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK) dengan nilai emisi Rp57 miliar.
Baca Juga
Di sisi lain, KGI Sekuritas juga merambah pasar derivatif melalui penerbitan waran terstruktur. KGI Sekuritas Indonesia melakukan penerbitan dua waran terstruktur baru, BBCAHDCF5A dan TLKMHDCF5A, dengan aset dasar dari BBCA dan TLKM hari ini, Jumat (19/7/2024).
Penawaran awal ini mencakup BBCAHDCF5A dengan saham dasar dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan TLKMHDCF5A dengan saham dasar dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
"Yang menarik adalah bahwa kedua waran terstruktur yang kami terbitkan, harga pelaksanaannya dekat dengan harga saham dasar atau underlying, sehingga sangat bernilai dan menguntungkan investor," tutur Antony.
Saat IPO, harga pelaksanaan TLKMHDCF5A ditetapkan sebesar Rp3.000 atau dalam kondisi In-the-Money (ITM) yang artinya harga acuan saham dasar lebih tinggi dibanding harga pelaksanaan.
Sedangkan harga pelaksanaan BBCAHDCF5A ditetapkan sebesar Rp 10.000 atau dekat dengan harga saham dasar (underlying).
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.