Bisnis.com, JAKARTA — PT KGI Sekuritas Indonesia melakukan penerbitan dua waran terstruktur baru, BBCAHDCF5A dan TLKMHDCF5A, dengan aset dasar dari BBCA dan TLKM. KGI Sekuritas berencana menerbitkan enam hingga 10 seri waran baru dalam waktu dekat.
Equity Derivatives Trader KGI Sekuritas Wahyu Budi Arianto menuturkan dalam waktu dekat ini, KGI Sekuritas akan kembali menerbitkan enam hingga 10 seri waran baru. Rencana ini sejalan dengan rencana ambisius KGI Sekuritas untuk memperkenalkan 100 waran terstruktur sepanjang 2024.
"Awalnya kami menargetkan 100 underlying. Dalam waktu dekat ini enam hingga 10 seri waran, nanti kami submit dulu ke IDX," ujarnya, Jumat (19/7/2024).
Dalam keterangan resminya, KGI Sekuritas menjelaskan Waran Terstruktur adalah surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga keuangan, yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual aset dasar pada harga dan tanggal yang telah ditentukan.
Waran baru dari KGI Sekuritas Indonesia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan investasi yang beragam dan kompleks dari para investor di Indonesia.
Presiden Direktur KGI Sekuritas Indonesia Antony Kristanto menuturkan pihaknya memahami para investor membutuhkan berbagai opsi investasi untuk menavigasi berbagai lingkungan pasar dan tujuan investasi.
Baca Juga
"Produk waran terstruktur PT KGI Sekuritas Indonesia akan memberikan pilihan lebih banyak bagi para investor Indonesia, membantu mereka mencapai alokasi aset yang optimal," jelasnya.
Penawaran awal ini mencakup BBCAHDCF5A dengan saham dasar dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan TLKMHDCF5A dengan saham dasar dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Waran terstruktur ini akan jatuh tempo pada 20 Januari 2025, memberikan jangka waktu investasi selama 6 bulan. Periode penawaran berlangsung dari 10 Juli hingga 16 Juli, dengan tanggal pencatatan pertama pada 19 Juli.
"Yang menarik adalah bahwa kedua waran terstruktur yang kami terbitkan, harga pelaksanaannya dekat dengan harga saham dasar atau underlying, sehingga sangat bernilai dan menguntungkan investor," tuturnya.
Saat IPO, harga pelaksanaan TLKMHDCF5A ditetapkan sebesar Rp3.000 atau dalam kondisi In-the-Money (ITM) yang artinya harga acuan saham dasar lebih tinggi dibanding harga pelaksanaan.
Sedangkan harga pelaksanaan BBCAHDCF5A ditetapkan sebesar Rp 10.000 atau dekat dengan harga saham dasar (underlying).